BATAMUPDATE.COM, BATAM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam memperkirakan bahwa wilayah Kepulauan Riau secara keseluruhan akan memasuki El Nino. Dengan perkiraan suhu udara tertinggi berada di 34 derajat Celcius. Namun perkiraan suhu udara itu masih tergantung pada penguapan suhu air laut.
Kepala Stasiun BMKG Kelas 1 Hang Nadim Batam, Addi Setiadi, mengatakan meski El Nino, potensi hujan di Kepri masih berpeluang terjadi. Hal itu dikarenakan, Kepri berada di wilayah equator atau garis katulistiwa. Fenomena cuaca di Kepri lebih kepada potensi hujan sepanjang tahun.
“Kita di Kepri tidak terlalu terdampak oleh adanya El Nino dikarenakan fenomena cuaca kita lebih kepada potensi hujan sepanjang tahun,” ujar Addi Setiadi, Rabu (23/8/2023).
Ia menyebut tak seperti daerah lainnya di wilayah timur, yang dilanda musim kemarau panjang hingga kekeringan. Ketika ditanya kenapa Batam tak begitu berpengaruh dampak El Nino, Addi menjelaskan berdasarkan luas wilayahnya, Kepri didominasi lautan. Luas lautnya 96 persen sedangkan daratan hanya 4 persen.
“Ciri wilayah Kepri tak banyak dimiliki wilayah lainnya yang luas lautan 96 persen sedangkan daratan hanya 4 persen. Ditambah lagi Kepri berada di wilayah equator atau garis katulistiwa,” katanya.
Melihat potensi itu, maka penguapannya sangat tinggi dan hal ini dapat meningkatkan konveksi pembentukan awan yang dapat menerbitkan peluang hujan.
Curah hujan di Kepri terjadi sepanjang tahun, kategori hujannya pun sangat ringan antara 5 sampai 20 mm perhari. Bahkan di Batam, lanjut dia curah hujan sering terjadi secara simultan alias hujan lokal. Hujan turun dititik spot tertentu yang ditentukan oleh pergerakan awan dan angin.
Secara umum, Addi menjelaskan El Nino adalah fenomena pemanasan suhu permukaan laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur.
El Nino terjadi ketika suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik tengah dan timur menjadi lebih hangat dari biasanya, sehingga mempengaruhi pola cuaca.
Fenomena ini bisa menyebabkan penurunan curah hujan di wilayah Indonesia atau musim kemarau.
“El Nino bisa menyebabkan kekeringan, gangguan musim hujan, penurunan produktivitas perikanan dan peningkatan resiko kebakaran hutan,” jelasnya.
Oleh karena itu tak heran jika beberapa daerah lainnya di Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk menghadapi kemarau panjang.
Meskipun fenomena ini tidak terlalu terdampak signifikan di Kepri, BMKG Hang Nadim Batam tetap mengimbau masyarakat untuk hemat air saat menghadapi ancaman kekeringan yang kini sudah dirasakan sebagian wilayah Indonesia sebelah Timur.
“Kita, beberapa waktu lalu secara umum sudah melakukan rapat bersama stake holder termasuk Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera untuk membahas pasokan ketersediaan air di Batam. Hasilnya, Batam tak perlu panik dikarenakan waduk Batam masih memiliki pasokan air yang cukup,” katanya. (*/man)