BATAMUPDATE.COM, BATAM – Kepala BP Batam HM Rudi menemui massa warga Rempang yang ada di depan BP Batam. Walau tak keluar pagar Rudi sempat memberikan komentar. Ia menuturkan kerjasama antara BP Batam, Pemko Batam dan PT MEG sudah terjadi sejak 2004 lalu. Ia mengatakan hanya meneruskan hal yang sudah disepakati pada 2004 lalu.
“Nah, hari ini mereka (PT MEG) akan investasi kembali. PT MEG minta kita terusin. Saya juga dipanggil ke pusat,” kata Rudi, Rabu (23/8/2023).
Saat Rudi berkomentar, massa terlihat tidak terima bahkan teriak-teriak. Massa juga terlihat tidak menginginkan mendengar perkataan Rudi lantaran disahut-sahut dengan sorakan.
“Kalau kalian tidak mau dengar saya tak bisa bicara, saya minta izin kembali,” kata Rudi.
Massa tetap saling berteriak. Namun berhasil ditenangkan oleh korlap yang berada di mobil komando. “Bapak-Ibu sekalian, kita sudah dipanggil berapa kali ke Jakarta. Bapak suruh saya bicara atau suruh saya diam?,” kata Rudi dengan nada tinggi.
Ia melanjutkan kebijakan relokasi ini adalah kebijakan pusat ke daerah. Rudi menampik aspirasi warga tidak memperjuangkan warganya. “Kita ingin memperjuangkan tapi punya wewenang yang terbatas. Karena kita daerah adalah perpanjangan tangan pusat jadi apa yang diperintahkan pusat harus kita lakukan,” katanya.
Rudi mengatakan perjuangan ini belum selesai lantaran belum mengetahui dimana batasan hutan lindung. “Ini yang lagi kita verifikasi sekarang. Setelah ini selesai, kita akan ke Jakarta dan menjelaskan semuanya. Dimana ada 16 Kampung Tua yang minta diduluankan dari pengembangan investasi. Ini yang akan kita sampaikan,” katanya.
Rudi mengaku belum mendapat keputusan dari pemerintah pusat perihal penggantian. Sehingga ia belum bisa menemui para warga Rempang.
“Saya terimakasih banyak bisa ketemu dengan bapak ibu sekalian. Kita akan libatkan,” katanya.
Rudi mengatakan jika nanti investasi sudah mulai berjalan di sana dapat menciptakan hingga 30 ribu lapangan kerja baru. Ada perusahaan kaca asal China yang akan masuk dan akan memprioritaskan generasi muda di Pulau Rempang.
“Kami akan fungsikan seluruh anak muda di Rempang. Investasi ini akan membutuhkan tenaga kerja 30 ribu orang dari berbagai macam tingkat,” kata Rudi.
Ia menjelaskan untuk mendukung kesiapan SDM di Pulau Rempang, pihaknya juga telah menyiapkan beberapa perguruan tinggi untuk membantu meningkatkan kemampuan calon pekerja.
Menurutnya, dengan adanya lapangan kerja yang tersedia dalam investasi Rempang Eco City dapat meningkatkan taraf pendapatan masyarakat setempat menjadi lebih tinggi.
“Kalau investasi ini berjalan, maka saya kira sebagian besar tidak akan menjadi nelayan, tapi akan bekerja di pabrik dengan pendapatan lebih tinggi. Kita patut bangga kalau anak-anak kita lebih besar dari orangtuanya,” kata dia pula.
Dengan begitu, ia berharap masyarakat dapat bekerja sama dalam proses verifikasi lapangan yang dilakukan BP Batam, yang kemudian akan dilaporkan kepada pemerintah pusat.
“Mohon kerjasamanya untuk bisa melakukan verifikasi di lapangan agar ada laporan ke menteri. Bahwa kami sudah turun dan bicara dengan warga. Kalau ada data-data biar kita sampaikan juga,” ujar Rudi yang juga Wali Kota Batam ini.
Rudi mengatakan sejumlah kompensasi yang akan disiapkan, yaitu kaveling seluas 500 meter persegi dengan rumah tipe 45 senilai Rp125 juta dengan fasilitas umum dan sosial, dermaga, serta area kantor pemerintahan.
“Relokasi yang disiapkan salah satunya yaitu satu rumah seharga Rp125 juta, fasum disiapkan, pelabuhan kami bangun, air listrik juga akan kami masukkan. Maunya kita masyarakat tetap sejahtera,” kata Rudi. (*/man)