Jakarta, CNN Indonesia —
Keluarga sejumlah warga Israel yang masih disandera Hamas berang lantaran Mossad batalkan negosiasi dengan kelompok perlawanan Palestina tersebut.
“Kami muak dengan ketidakpedulian dan kebuntuan,” kata mereka dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNN, Kamis (14/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini disampaikan setelah Direktur Mossad David Barnea batal pergi ke Qatar untuk bernegosiasi dengan Hamas terkait pembebasan ratusan warga Israel yang hingga kini masih disandera Hamas.
Pembatalan itu dilakukan oleh kabinet perang Israel, demikian dilaporkan Channel 13 Israel.
Para keluarga sandera pun mengaku terkejut dengan pembatalan perjalanan tersebut, yang berujung pada pembatalan negosiasi pembebasan tawanan.
“Pengumuman ini datang sebagai tambahan atas pengabaian permintaan orang tua para sandera untuk bertemu dengan Perdana Menteri [Benjamin Netanyahu] dan Menteri Pertahanan [Yoav Gallant], yang belum dijawab [hingga kini],” demikian pernyataan para keluarga korban sandera.
Sejak serangan dadakan Hamas ke sejumlah wilayah Israel dilancarkan 7 Oktober lalu, sekitar 240 orang disandera oleh mereka.
Sekitar 110 orang sejauh ini telah dibebaskan, namun 116 orang diperkirakan masih berada di bawah tawanan Hamas.
Sejak gencatan senjata tujuh hari berakhir 1 Desember lalu, belum ada lagi negosiasi formal yang dilanjutkan untuk membebaskan sandera yang tersisa.
|
Namun Israel, Amerika Serikat, dan Qatar disebut terus berupaya untuk mencoba memulai kembali negosiasi demi menyelamatkan para tawanan.
“Kami tidak pernah berhenti,” kata salah satu sumber yang akrab dengan pembicaraan tersebut.
(blq/bac)