Jakarta, CNN Indonesia —
Pengamat sepak bola nasional Mohamad Kusnaeni berpendapat daftar pemain yang dipanggil Shin Tae Yong ke pemusatan latihan atau training camp (TC) sudah menunjukkan kekuatan Timnas Indonesia. Namun, Kusnaeni masih melihat kelemahan skuad Garuda.
“Materi [pemain] yang dimiliki STY terbilang kuat, tetapi minus pemain nomor sembilan atau striker yang belum ada performa signifikan,” kata Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/12).
STY memanggil 29 nama untuk TC Timnas Indonesia di Turki. Dari daftar panggil itu, ada lima pemain untuk mengisi pos lini depan. Mereka adalah Hokky Caraka, Ramadhan Sananta, Dendy Sulistyawan, Dimas Drajad, dan Rafael Struick.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak menutup kemungkinan dari lima pemain itu akan berkurang karena skuad Piala Asia 2023 (2024) hanya diizinkan sebanyak 23 pemain. Melihat situasi itu, Kusnaeni berharap STY bisa membuat pemain di sektor lain untuk membantu lini depan skuad Garuda.
“Materi yang dimiliki seperti di lini belakang sudah kuat. Itu membuat kita bisa bersaing nanti di Piala Asia. Tinggal bagaimana lini tengah dapat kombinasi yang tepat dan lini depan bisa konsisten cetak gol,” ucap Kusnaeni.
“Di satu sisi pemain lokal juga lagi turun. Dendy masih cenderung menurun, Hokky naik turun dan lain-lain. Makanya STY memanggil pemain yang itu-itu saja karena tidak ada striker yang bisa jadi alternatif,” ia menambahkan.
Timnas Indonesia akan memulai TC pada 20 Desember hingga 6 Januari mendatang. Selama di Turki, ada dua pertandingan uji coba melawan Libya pada 2 dan 5 Januari.
Karena itu, Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan punya waktu kurang lebih 10 hari untuk menjalani program latihan sebelum menghadapi Libya di partai ujicoba.
“Pelatih punya kesempatan untuk melihat kondisi pemain, jadi tidak tergesa-gesa untuk menyusun pemain,” ujar Kusnaeni.
“Sekarang waktunya lebih longgar jadi pelatih di samping bisa melihat kondisi bugar, pelatih juga bisa mengetahui siapa yang main utama dan yang jadi cadangan. Jadi ini hal yang mahal sebagai pelatih,” tutur Kusnaeni menambahkan.
(ikw/jal)