Jakarta, CNN Indonesia —
Profesor kedokteran di Korea Selatan menyatakan bakal mengurangi jam praktik mulai Senin (25/3) sebagai bentuk dukungan terhadap demonstrasi yang tengah dilakukan para dokter magang selama beberapa waktu terakhir.
Aksi ini dilakukan menyusul protes massal dokter-dokter magang di Korsel buntut keputusan pemerintah yang ingin menambah jumlah penerimaan pelajar di sekolah kedokteran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para dokter menilai peningkatan penerimaan pelajar di sekolah kedokteran cuma akan menurunkan kualitas layanan.
“Jelas bahwa peningkatan penerimaan sekolah kedokteran tidak cuma bakal mengganggu pendidikan sekolah kedokteran tapi juga mengakibatkan sistem perawatan kesehatan negara kita kolaps,” kata Presiden Asosiasi Profesor Kedokteran Korea, Kim Chang Soo, seperti dikutip Reuters, Senin (25/3).
Kim mengatakan profesor yang tergabung dalam asosiasi bakal mulai mengurangi praktik rawat jalan dan memfokuskan praktik hanya kepada pasien darurat serta pasien penderita sakit parah. Beberapa profesor juga disebut bakal mengajukan surat pengunduran diri.
Pemerintah Korea Selatan berencana menambah penerimaan siswa kedokteran mulai tahun 2025. Menurut pemerintah, hal ini untuk mengatasi krisis dokter yang sedang melanda Korsel.
Para kritikus sementara itu menilai otoritas mestinya fokus meningkatkan kondisi kerja dokter magang alih-alih membuka lebih banyak kuota pelajar.
Karena rencana ini, ribuan dokter magang di Korsel ramai-ramai mogok kerja sejak 20 Februari lalu.
Meski telah diprotes keras, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyatakan bakal tetap menjalankan rencana tersebut.
Pemerintah bahkan mengancam bakal menangguhkan lisensi semua dokter yang ikut mogok kerja.
(blq/rds)