Thursday, March 13, 2025
HomeInternasionalFakta-fakta Kerusuhan Inggris, Dikompori 'Geng Preman' Sayap Kanan

Fakta-fakta Kerusuhan Inggris, Dikompori 'Geng Preman' Sayap Kanan

Daftar Isi



Jakarta, CNN Indonesia

Inggris diguncang unjuk rasa dan kerusuhan usai tiga anak tewas ditikam dalam insiden penikaman massal di Southport, Merseyside, pada Senin (29/7) pekan lalu.

Insiden itu terjadi di sebuah acara bertema Taylor Swift di sekolah tari di Southport. Tiga anak perempuan yakni Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice Dasilva Agular (9) meninggal dunia. Sepuluh orang lainnya juga mengalami luka-luka.

Warga Inggris berunjuk rasa usai beredar rumor bahwa pelaku penikaman merupakan imigran Muslim. Unjuk rasa itu pun berujung rusuh, dengan para pedemo menyasar pencari suaka hingga komunitas Islam di sejumlah wilayah Inggris.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta-fakta mengenai kerusuhan Inggris.

Pelaku penikaman warga Inggris

Menurut kepolisian, tersangka penikaman merupakan pemuda 17 tahun yang berasal dari Banks, Lancashire, sekitar 8 kilometer dari lokasi serangan.

BACA JUGA:   VIDEO: London Banjir Pedemo Tuntut Akhiri Genosida Israel di Gaza

Polisi menampik rumor yang menyatakan bahwa tersangka adalah imigran Muslim. Berdasarkan keterangan polisi, pelaku lahir di Cardiff, ibu kota dan kota terbesar negara bagian Wales, Inggris.

Dilansir dari Al Jazeera, polisi tidak mengungkapkan nama sang pelaku lantaran berdasarkan hukum di Inggris, tersangka di bawah usia 18 tahun tak boleh dipublikasikan.

Ditunggangi sayap kanan

Polisi sudah mencatat bahwa seruan untuk protes di Inggris datang dari berbagai akun media sosial. Kendati begitu, tokoh kunci yang memperkuat seruan tersebut adalah Stephen Yaxley-Lennon, seorang agitator sayap kanan yang menggunakan nama Tommy Robinson.

Yaxley-Lennon memimpin English Defence League, yang oleh Kepolisian Merseyside dikaitkan dengan protes keras di Southport.

Yaxley-Lennon pernah dipenjara karena kasus penyerangan, penghinaan terhadap pengadilan, serta penipuan hipotek. Saat ini, ia diburu polisi setelah meninggalkan Inggris pekan lalu sebelum sidang kelanjutan kasus penghinaan terhadap pengadilan.

Selain Yaxley-Lennon, anggota parlemen yang terpilih sebagai pemimpin partai sayap kanan Reform UK, Nigel Farage, juga disalahkan banyak pihak karena mendorong secara tidak langsung sentimen anti-imigrasi.

BACA JUGA:   Polisi Israel Tembak Mati Remaja Palestina di Yerusalem

Farage mengkritik pemerintah karena menyalahkan kerusuhan ini pada “beberapa preman sayap kanan”.

Pada Minggu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan bahwa “geng preman” telah menunggangi kesedihan bangsa untuk menebar kebencian. Ia pun berjanji untuk menjerat hukum siapapun yang melakukan tindak kekerasan.

Komunitas Islam-Masjid diserang

Dalam unjuk rasa ini, massa menargetkan masjid-masjid serta pencari suaka dan komunitas Islam di sejumlah wilayah Inggris.

Di Southport, para pedemo melempar batu bata ke sebuah masjid. Di kota di timur laut Inggris, Sunderland, para pedemo membakar mobil, kantor polisi, menjarah toko, hingga menyerang masjid.

Di Belfast, Irlandia Utara, demonstran melempar kembang api di tengah-tengah pertikaian antara kelompok anti-Islam dan pedemo anti-rasisme.

Kemudian di Tamworth, para pengunjuk rasa melemparkan proyektil, memecahkan kaca jendela, serta menyalakan api.

Sementara di Rotherdam, para pengunjuk rasa melempar papan kayu, membakar benda-benda di dekat hotel, dan memecahkan jendela untuk masuk.

(blq/dna/bac)


BACA JUGA:   Kecam Teroris Moskow, Burj Khalifa Dubai Tampilkan Warna Bendera Rusia

[Gambas:Video CNN]




Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER