Jakarta, CNN Indonesia —
Veddriq Leonardo berada dalam tekanan besar saat tampil di perburuan medali panjat tebing Olimpiade Paris 2024. Namun ia sukses mengubah tekanan jadi teriakan kemenangan berbuah medali emas untuk Indonesia.
Veddriq tiba di babak perempat final panjat tebing sebagai wakil terakhir Tim Panjat Tebing Indonesia. Rahmad Adi Mulyono sudah gugur di babak eliminasi ketika berhadapan dengan Veddriq.
Di tim putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah tidak berhasil menyumbangkan medali. Desak Made kalah di babak perempat final sedangkan Rajiah tumbang di babak semifinal lalu kembali takluk di perebutan medali perunggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu membuat Veddriq akhirnya berdiri sendirian dengan menanggung sejumlah tekanan. Tim Panjat Tebing Indonesia belum memberikan medali. Padahal saat nomor speed dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024, harapan besar ada di pundak mereka.
Selain itu dalam skala lebih besar, kontingen Indonesia baru mendapat satu medali perunggu lewat Gregoria Mariska Tunjung. Tim Badminton Indonesia yang punya tradisi memberikan emas untuk kontingen Indonesia kali ini tak mampu melakukannya.
Berhadapan dengan tekanan dan beban besar tersebut, Veddriq bisa menjawabnya dengan baik. Ia tampil impresif sejak babak perempat final hingga final. Bassa Mawen, Reza Ali Pour, dan Wu Peng berturut-turut dikalahkan oleh Veddriq.
Dalam laga lawan Reza Ali Pour, Veddriq hanya unggul 0,06 detik. Sedangkan pada pertarungan lawan Wu Peng di babak final, Veddriq hanya berjarak 0,02 detik.
Dua laga tersebut berlangsung menegangkan dan menguras sisi emosional. Karena itu Veddriq terlihat benar-benar lega setelah lampu indikator miliknya berwarna hijau di babak final, tanda ia jadi atlet yang lebih dulu mencapai titik finis.
Veddriq sukses merebut medali emas Olimpiade Paris 2024. Ia berhasil mengubah tekanan yang ada jadi teriakan kemenangan. Indonesia pun diantar Veddriq memiliki emas pertama di Paris 2024.
(ptr/sry)
