Thursday, March 13, 2025
HomeInternasionalViral Gerakan Perempuan AS Mogok Seks Gegara Trump Menang Pilpres

Viral Gerakan Perempuan AS Mogok Seks Gegara Trump Menang Pilpres


Jakarta, CNN Indonesia

Sebuah gerakan bertajuk “4B” ramai digaungkan di media sosial usai presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump memenangkan pemilihan presiden atau pilpres AS 2024.

Media sosial TikTok pada Rabu (6/11) dibanjiri konten gerakan 4B oleh para perempuan Amerika yang kecewa dengan hasil pemilihan umum (pemilu) pada Selasa (5/11) lalu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka menyatakan akan berpartisipasi dalam gerakan 4B, sebuah tren yang diinisiasi oleh feminis Korea Selatan berisi seruan kepada perempuan untuk menahan diri dari berkencan, berhubungan seks, memiliki anak, dan menikah.

Dilansir dari NBC News, para perempuan Amerika Serikat banyak yang menilai bahwa kemenangan Trump dalam pilpres AS mengindikasi bahwa hak reproduksi perempuan akan dihadapkan oleh ancaman.

Trump selama ini tak memfokuskan masalah hak aborsi dalam kampanyenya, dan sebaliknya lebih memilih untuk memperbaiki ekonomi negara.

BACA JUGA:   Jepang Resesi Seks dan Anak Mudanya Kian Banyak ke Australia, Ada Apa?

Ia tak seperti kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, yang konsisten mendukung hak reproduksi bagi perempuan.

“[Para perempuan Amerika yang kecewa dengan pemerintah dan kemenangan Trump sekarang] menyalurkan kemarahan dan keputusasaan itu ke dalam aktivisme baru di ruang pribadi mereka di mana mereka memboikot pria dan memboikot hubungan heteroseksual, dan [menolak] untuk berpartisipasi dalam patriarki sebagai cara untuk mengatasinya,” kata Meera Choi, calon Ph.D di departemen sosiologi Universitas Yale yang mempelajari penolakan heteroseksual di antara perempuan Korea Selatan.

Gerakan 4B merupakan tren yang dimulai di Korea Selatan pada 2018 yang menjadi cara bagi beberapa perempuan untuk memprotes misogini, diskriminasi gender, dan kekerasan terhadap perempuan.

Gerakan ini didorong oleh kekecewaan perempuan terhadap pemerintah, negara, dan laki-laki atas sikap dan kebijakan yang terlalu berpusat pada laki-laki.

Sejumlah perempuan pun mulai “tak memberi penghargaan kepada pria dengan tidak berpartisipasi dalam hubungan heteroseksual.”

(blq/rds)


BACA JUGA:   Vladimir Putin Gunakan Hak Suara secara Online di Pilpres Rusia

[Gambas:Video CNN]




Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER