TEMPO.CO, Jakarta – Seperti tahun-tahun sebelumnya, saban musim mudik Lebaran menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri dan arus balik seiring usainya Lebaran, Polri menggelar operasi skala nasioonal di bawah Korps Lalu Lintas (Korlantas) untuk menjaga keamanan dan kelancaran para pengguna jalan bertajuk Operasi Ketupat.
Tahun ini, Operasi Ketupat 2025 digelar mulai Ahad, 23 Maret 2025 dan berlangsung selama 17 hari atau hingga Selasa, 8 April 2025 mendatang. Operasi ini termasuk penempatan posko-posko seperti pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu, hingga mekanisme serta jadwal rekayasa lalu lintas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Operasi Ketupat 2025 dimulai pada 23 Maret hingga 8 April. Harapannya, bersama-sama kita dapat menjaga situasi tetap aman dan kondusif, memberikan rasa aman bagi masyarakat yang merayakan Idul Fitri,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri, Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko, Rabu, 19 Maret 2025, dilansir dari situs resmi Polri.
Tempo merangkum 5 serba-serbi tentang Operasi Ketupat 2025 antara lain dari Antara:
1. Tema dan jumlah personel
Di mulai hari ini, Operasi Ketupat 2025 mengusung tema “Mudik Aman, Keluarga Nyaman”. Melalui tema tersebut, Polri bukan hanya menekankan pada kelancaran lalu lintas. Tetapi juga keamanan rumah-rumah yang ditinggalkan pemudik.
Adapun Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Agus telah melepas tim Perwira Pengamat Wilayah (Pamatwil) Operasi Ketupat 2025 untuk mengamankan arus mudik dan arus balik Lebaran 1445 Hijriah, pada Jumat 21 Maret 2025. Adapun jumlah personel yang diturunkan adalah sebanyak 164.298 orang.
Ilustrasi mudik Lebaran. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Sementara untuk jumlah Posko, total keseluruhan mencapai 2.835 Posko yang terdiri dari 1.738 Pos Pengamanan, 788 Pos Pelayanan, dan 309 Pos Terpadu. Selain itu, terdapat 126.736 objek pengamanan, mulai dari masjid lokasi sholat Idul Fitri, pusat-pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, hingga objek wisata.
3. Puncak mudik dan arus balik
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo saat di Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 20 Maret 2025 menyampaikan, puncak arus mudik 2025 diprediksi terjadi pada 28 hingga 30 Maret. Sementara untuk puncak arus balik, diprediksi terjadi pada 5 April hingga 7 April .
“Prediksi puncak arus mudik akan terjadi kemungkinan di antara tanggal 28 sampai 30 Maret dan puncak arus balik kemungkinan antara tanggal 5 dan 7 April 2025,” kata Kapolri.
Sementara itu, Kakorlantas Polri memperkirakan, pergerakan arus mudik dimulai lebih awal. Hal itu, menyusul adanya kebijakan Work From Anywhere (WFA) di mana Aparatur Sipil Negara alias ASN dapat bekerja dari mana saja mulai 24 hingga 27 Maret atau sebelum berlakunya cuti bersama lebaran.
“Karena ada kebijakan pemerintah yang mengawali lebih awal sudah membuat kebijakan tentang WFA di timeline, maka dari itu diperkirakan nanti para pemudik itu akan terurai dari awal,” kata Agus. ““Dimungkinkan tanggal 22, 21 tanggal 20 dan 19 ini sudah mulai masyarakat bergerak mengawali untuk berangkat mudik.”
Karena alasan tersebut, untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Bali, Operasi Ketupat 2025 jadwalnya dipercepat menjadi 23 Maret, mengingat wilayah ini merupakan puncak lalu lintas mudik selama Lebaran. Sementara untuk wilayah selain tiga daerah tersebut, Operasi Ketupat 2025 diberlakukan mulai 26 Maret.
4. Mekanisme rekayasa lalu lintas
Kapolri juga mengungkapkan, dalam rangka mengantisipasi dan melakukan upaya untuk mencegah terjadinya kepadatan lalu lintas, Korlantas juga akan melakukan berbagai macam rekayasa lalu lintas. Baik itu sistem Contraflow, sistem One Way, hingga Ganjil Genap. Rekayasa lalu lintas ini diterapkan bergantung pada peningkatan rasio kendaraan.
“Saat rasio kendaraan setiap jam sudah mencapai 6.200 kendaraan, one way nasional akan diterapkan. One way akan diterapkan kembali dari Km (kilometer) 70 hingga Km 414,” kata Jenderal Sigit.
5. Jadwal rekayasa lalu lintas Contraflow dan One Way
Untuk jadwal rekayasa lalu lintas, contraflow untuk periode pertama akan diberlakukan mulai Kamis, 27 Maret pukul 14.00 WIB sampai Sabtu 29 Maret 2025 pukul 24.00 WIB. Sedangkan pada periode kedua, diberlakukan mulai Senin, 31 Maret pukul 13.00-18.00 WIB dan Selasa, 1 April pukul 11.00-18.00 WIB.
Sementara untuk skema One Way mudik lebaran, akan diberlakukan di Km 70 Tol Jakarta-Cikampek sampai dengan Km 414 Tol Semarang-Batang (Gerbang Tol Kalikangkung). Skema satu lintasan di dua jalur ini, diberlakukan pada Kamis, 27 Maret pukul 14.00 WIB sampai dengan Sabtu, 29 Maret pukul 24.00 WIB.
“Bila terjadi puncak arus mudik, biasanya H-3 Idul Fitri. Itu akan kami lakukan One Way, namanya One Way Nasional. Itu akan kami lakukan,” kata Agus. “Termasuk juga pada saat nanti arus balik. Jadi H-3 atau H-2, nanti akan kami umumkan ketika terjadi bangkitan arus, kami akan lakukan one way arus balik.”
Adapun sistem skema Ganjil Genap akan diterapkan di Km 47 Jakarta-Cikampek sampai Km 414 Tol Semarang-Batang dan Km 31 sampai Km 98 Tol Tangerang-Merak. Skema ini berlaku mulai Kamis, 27 Maret pukul 14.00 WIB sampai Minggu, 30 Maret pukul 24.00 WIB.
Sedangkan untuk penutupan jalur masuk dan pembersihan jalur dari Km 414 Tol Semarang-Batang sampai Km 70 Tol Jakarta-Cikampek, dimulai pada 27 Maret pukul 12.00-14.00 WIB. Sementara, normalisasi lalu lintas dan pembukaan jalan masuk di rute yang sama berlaku 30 Maret pukul 00.00-02.00 WIB.
Pilihan editor: Deretan Tips Hadapi Kemacetan Saat Mudik Lebaran