Jakarta, CNN Indonesia —
Panglima militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan menyatakan ibu kota Sudan, Khartoum kini telah terbebas dari Pasukan Pendukung Cepat (RSF), kelompok paramiliter yang selama ini bertempur melawan tentara pemerintah.
“Khartoum telah bebas, semuanya telah selesai,” ujar Burhan di Istana Kepresidenan Khartoum dalam siaran yang ditayangkan oleh televisi nasional Sudan, Rabu (26/3).
Pernyataan ini disampaikan setelah pasukan yang dipimpinnya berhasil merebut kembali sejumlah wilayah di ibu kota dan mengusir RSF dari beberapa titik strategis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam konflik berkepanjangan antara militer Sudan dan pasukan paramiliter yang berusaha merebut kendali negara.
Namun, situasi di Sudan masih belum sepenuhnya stabil. Meski tentara berhasil mendapatkan kembali kontrol di beberapa daerah, konflik berkepanjangan antara kedua pihak masih menjadi ancaman bagi keamanan dan kestabilan nasional.
Belum ada tanggapan resmi dari pihak RSF terkait pernyataan Burhan ini.
Pada pidatonya pekan lalu, Komandan RSF Mohamed Hamdan Daglo Daglo bersumpah untuk melawan serangan balik tentara.
Perebutan kekuasaan antara para jenderal di Sudan dimulai pada 15 April 2023, ketika sebagian besar wilayah Khartoum jatuh ke tangan paramiliter RSF.
Hampir dua tahun sejak perebutan kekuasaan itu, perang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan lebih dari 12 juta orang mengungsi, termasuk lebih dari separuh populasi di Khartoum Raya sebelum perang.
(isn/isn)