
ANIMATOR asal Pakistan Junaid Miran akan melayangkan gugatan ke rumah produksi film animasi Merah Putih: One for All dengan tuduhan menggunakan karyanya tanpa izin sebagai karakter di film. Miran menyampaikan pesan melalui karakter Jayden di akun Youtubenya.
Pilihan Editor: Perbandingan Film Animasi Merah Putih One For All dan Jumbo
Animator Pakistan Didukung Netizen Indonesia
Ia mengatakan banyak mendapatkan notifikasi berupa pesan-pesan yang mendesaknya menuntut orang-orang lantaran telah menggunakan karakter-karakternya tanpa izin. “Setiap hari aku buka email atau media sosial dan melihat ratusan pesan yang bilang, lawan mereka, jangan biarkan mereka lolos begitu saja, gugat mereka dan dapatkan keadilan,” katanya pada Senin, 1 September 2025.
Menurut dia, orang-orang yang mengiriminya pesan benar-benar marah dengan perlakuan tim produksi Merah Putih: One for All, sehingga dirinya tergerak untuk mengambil langkah jalur hukum. “Aku siap menuntut mereka yang bertanggung jawab atas ketidakadilan ini. Aku siap bangkit dan menuntut pertanggungjawaban yang kita semua dambakan. Aku melakukan ini karena kalian percaya padaku, karena kalian memberiku keberanian untuk akhirnya berkata, cukup sudah. Aku enggak bisa berpaling ketika begitu banyak dari kalian mengharapkan aku membetulkan kesalahan ini,” tutur Miran.
Namun ia menuturkan, dirinya tak bisa bergerak sendiri alias membutuhkan bantuan dari orang-orang yang mendesaknya untuk mengajukan gugatan.. Hal itu karena tuntutan hukum antarnegara membutuhkan biaya yang tak bisa ditangani sendiri olehnya. “Biaya pengacara, administrasi, perjalanan, semuanya memerlukan banyak uang, dan aku enggak punya itu. Aku adalah artis independen, aku gak punya studio besar atau sponsor yang mendukungku. Yang aku punya, cuma kalian,” katanya.
Miran pun berinisiatif membuat video, membagikan cerita, sekaligus menawarkan sesuatu sebagai imbalan atas dukungan warganet. “Aku menaruh sepuluh karya seni orisinalku untuk dijual. Karya-karya ini adalah potongan hatiku. Karya seni beresolusi tinggi 6K yang aku curahkan seluruh jiwaku ke dalamnya. Aku memasang harga 50 dolar untuk seluruh koleksi itu. Yang kupikir, wajar, untuk sepuluh karya seni profesional lengkap dengan hak komersial,” tuturnya.
Miran menuturkan jika banyak yang membelinya, dirinya bisa mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk menuntut lewat jalur hukum. “Aku ingin jujur, aku tahu 50 dolar itu bukan jumlah yang kecil bagi banyak orang, apalagi teman-temanku di Indonesia. Dan aku benar-benar mengerti kalau dengan harga itu banyak di antara kalian yang tak sanggup. Jadi aku mengubahnya sekarang juga. Aku gak akan membiarkan harga jadi penghalang,” katanya.
Jual Karakter untuk Ongkos Menuntut Merah Putih: One for All
Sebab itu, ia pun menurunkan harga seluruh koleksi sepuluh karya seni orisinal itu dari 50 dolar menjadi hanya 5 dolar. “Ya, 5 dolar. Sekitar 75 ribu rupiah. Cuma itu. Biayanya di bawah harga makan malam. Bahkan lebih murah daripada seporsi pizza karena yang utama adalah kita bersama. Harganya saya buat sangat terjangkau, bukan demi keuntungan. Ini soal memberi semua orang kesempatan untuk jadi bagian dari perjuangan demi keadilan,” tuturnya.
Miran menuturkan sepuluh karya yang dibuatnya juga bebas digunakan untuk kepentingan komersil demi menghasilkan lebih dari 5 dolar dan balik modal. “Aku membuat karya-karya ini dengan penuh cinta. Dan gak ada yang lebih membahagiakan aku selain melihat kalian menciptakan sesuatu dari karya-karya itu,” katanya.
Karya itu bisa dibeli melalui Patreon dengan tautan yang tertera di informasi videonya di Youtube. Ia mengatakan, sekaranglah saatnya membantu dirinya mewujudkan menempuh jalur hukum. “Inilah kesempatan kalian untuk mengubah kata-kata itu jadi tindakan. Aku sudah melakukan semua yang bisa kulakukan. Aku sudah menyiapkan berkas perkaranya. Aku sudah mengalahkan rasa takutku. Aku sudah menurunkan harga karyaku semurah mungkin. Sekarang bola ada di pihak kalian,” katanya.
Miran sempat mengaku dalam film animasi Merah Putih: One for All ada enam karakter yang digunakan tanpa izin. Sutradara Merah Putih: One for All, Endiarto, mengatakan animator Bintang Takari punya cara instan dalam mengikuti perkembangan digital dengan mencari template gratis ataupun berbayar. Endiarto mengatakan animator mengambil dari platform yang memang menjual karakter.
Menurut dia, Bintang Takari memiliki perbendaharaan karakter. “Kalau animasi zaman dulu kan ribet harus gambar satu-satu. Kalau ini tinggal kombinasi dan modifikasi. Itu memang karya dia di platform itu dan dia jualan,” ujar Endiarto.