Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggunakan panggung Sidang Umum PBB ke-80 untuk melancarkan kritik keras terhadap Hamas.
Menurutnya, kelompok tersebut bertanggung jawab atas kegagalan tercapainya gencatan senjata di Gaza.
“Mereka menolak semua upaya damai dan menolak membebaskan sandera. Itu bukan perjuangan, itu terorisme,” tegas Trump.
Trump mengklaim pengakuan negara Palestina saat ini justru akan menjadi hadiah untuk terorisme. Menurutnya, langkah itu hanya akan melegitimasi tindakan Hamas dan kelompok militan lain.
“Memberi pengakuan sekarang berarti memberi hadiah kepada para pembunuh. Dunia tidak boleh melakukan itu,” ujarnya lantang.
Dalam pidatonya, Trump menegaskan bahwa isu utama yang mendesak adalah pembebasan sandera. Dia mendesak Hamas untuk segera membebaskan semua warga sipil yang masih ditahan.
“Sampai sandera dibebaskan, tidak ada alasan berbicara soal legitimasi politik,” katanya.
Trump juga menegaskan kembali dukungannya pada Israel sebagai sekutu utama AS di kawasan Timur Tengah. Ia menyebut keamanan Israel adalah “garis merah” yang tidak bisa ditawar.
“Israel punya hak membela diri. Tidak ada negara yang akan membiarkan roket jatuh di kota-kotanya tanpa balasan,” ucapnya.
Meski demikian, Trump menekankan bahwa dirinya adalah pemimpin yang mampu menciptakan perdamaian. Dia menyebut kembali inisiatif Abraham Accords yang lahir di masa pemerintahannya, menghubungkan Israel dengan sejumlah negara Arab.
“Itu pencapaian perdamaian terbesar dalam dekade terakhir,” klaimnya.
Dia bahkan menyindir bahwa pencapaiannya dalam mendamaikan Timur Tengah seharusnya membuatnya berhak atas Nobel Perdamaian.
“Tapi Nobel bukan masalah. Yang penting ribuan nyawa terselamatkan,” tandas Trump.

