KONFLIK lama antara J.K. Rowling dan aktris Emma Watson kembali mencuat. Melalui unggahan panjang di platform X pada Senin, 29 September 2025, penulis Harry Potter itu menanggapi pernyataan Watson dalam podcast On Purpose bersama Jay Shetty, yang tayang 24 September lalu. Sindiran Rowling menyentuh soal privilese, pengalaman hidup, hingga peran para bintang Harry Potter setelah film berakhir.
Pilihan Editor: 58 Tahun J.K. Rowling, Novelis Inggris Pencipta Harry Potter
Apa yang Memicu Perseteruan J.K. Rowling dan Emma Watson?
Siapa pun yang mengikuti perjalanan Harry Potter tentu paham bahwa hubungan Rowling dengan para bintang filmnya belakangan jauh dari harmonis. Emma Watson, pemeran Hermione Granger dalam delapan film Harry Potter (2001–2011), menegaskan dirinya tidak mendukung cancel culture, bahkan terhadap sang penulis.
Dalam episode podcast On Purpose itu, Emma Watson bicara soal fenomena cancel culture dan hubungannya dengan Rowling, “Saya percaya bukan soal apa yang kita katakan, tapi bagaimana cara kita mengatakannya. Saya melihat dunia ini seolah memberi izin untuk membuang orang, dan saya pikir itu salah. Tidak ada satu pun orang yang disposable,” ujar Watson dalam wawancara dengan Jay Shetty.
Ia juga mengaku kecewa karena percakapan langsung dengan Rowling tak pernah terjadi. “Hal yang paling membuat saya sedih adalah pembicaraan itu tak pernah bisa dilakukan,” katanya.
Bagaimana Rowling Membalas?
Lima hari setelah podcast itu tayang, tepatnya pada Senin, 29 September 2025, Rowling menulis pesan panjang di X. Ia mengawali dengan menolak anggapan bahwa dirinya wajib sejalan dengan para aktor yang memerankan karakter ciptaannya.
“Saya tidak berutang persetujuan abadi dari aktor mana pun yang pernah memerankan karakter yang saya ciptakan. Idenya sama konyolnya dengan saya yang bertanya kepada bos saya ketika saya berusia dua puluh satu tahun tentang pendapat apa yang seharusnya saya pegang saat ini,” tulisnya, seperti dikutip dari People.
Sindiran paling keras diarahkan ke Watson. “Seperti orang lain yang tidak pernah mengalami kehidupan dewasa yang bebas dari kekayaan dan ketenaran, Emma memiliki sangat sedikit pengalaman dalam kehidupan nyata sehingga dia tidak menyadari betapa bodohnya dia.”
Rowling juga menuding Watson dan Daniel Radcliffe, pemeran Harry Potter, masih bertindak sebagai juru bicara dunia sihir ciptaannya. “Bertahun-tahun setelah mereka selesai berakting di Potter, mereka terus mengambil peran sebagai juru bicara de facto untuk dunia yang saya ciptakan.”
Luka Lama saat BAFTA 2022
Dilansir dari People, alam tulisannya, Rowling mengungkap bahwa momen BAFTA Awards 2022 adalah awal mulanya. Kala itu, Watson diperkenalkan oleh Rebel Wilson dengan candaan sebagai “penyihir.” Watson lalu menyambar, “Aku di sini untuk semua penyihir,” yang dianggap publik sebagai sindiran pada Rowling.
Rowling mengaku saat itu dirinya sedang menerima ancaman serius hingga harus memperketat keamanan. Tak lama setelah acara, Watson mengirim catatan singkat bertuliskan, “Saya turut berduka cita atas apa yang sedang kamu alami.”
Namun bagi Rowling, perhatian itu tidak cukup, “Emma baru saja secara terbuka menambahkan lebih banyak bensin ke dalam api, namun ia berpikir bahwa satu kalimat ungkapan keprihatinan darinya akan meyakinkan saya akan simpati dan kebaikan hatinya yang mendasar.” tulisnya seperti dikutip dari Entertainment Weekly, .
Mengapa Konflik Ini Tak Pernah Reda?
Dilansir dari Deadline, Konflik antara Rowling dan para bintang Harry Potter bukan sekadar soal hubungan pribadi, melainkan soal perbedaan nilai yang terus bergaung hingga hari ini. Sejak 2020, Rowling gencar menyuarakan pandangannya soal transgender, yang oleh banyak pihak dianggap menyinggung dan transphobic. Pandangan ini memicu gelombang kritik dari komunitas LGBTQ+ dan penggemar, yang merasa karya Harry Potter justru bertentangan dengan nilai inklusivitas.
Di sisi lain, Emma Watson dan Daniel Radcliffe berdiri di barisan depan membela hak transgender. Keduanya kerap menggunakan panggung publik untuk menegaskan bahwa semua orang berhak diperlakukan dengan hormat. Dukungan ini membuat publik melihat mereka sebagai wajah Harry Potter yang lebih sesuai dengan semangat zaman.
Bagi Rowling, posisi Watson dan Radcliffe terasa seperti pengkhianatan. Ia menegaskan bahwa pengalaman hidup mereka berbeda jauh darinya. “Saya bukan seorang miliuner di usia empat belas tahun. Saya hidup dalam kemiskinan saat menulis buku yang membuat Emma terkenal.,” tulisnya. Sindiran itu memperlihatkan luka lama, Rowling merasa perjuangan kerasnya diabaikan oleh aktor yang justru tumbuh besar dari karyanya.