Friday, October 3, 2025
HomeBisnisKisah Alfatih Korban Selamat Insiden Robohnya Ponpes di Sidoarjo

Kisah Alfatih Korban Selamat Insiden Robohnya Ponpes di Sidoarjo

Bisnis.com, SURABAYA – Tangis haru dan rasa syukur dirasakan oleh orang tua maupun wali santri yang selamat dari insiden robohnya masjid di Pondok Pesantren Al Khonizy, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. 

Abdul Hanan, orang tua santri Alfatih Cakra Buana berusia belia, 14 tahun, tidak berhenti mengucapkan syukur ketika anaknya ditemukan dalam kondisi selamat. Dia sempat gundah gulana. Apalagi, putranya baru bisa dievakuasi 3 hari pasca robohnya bangunan. 

Alfatih kemudian mendapatkan perawatan medis di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo sekitar pukul 19.00 WIB. Sebelumya ada dua santri lainnya, yakni Syehlendra Haical (13) dan Muhammad Wahyudi (13). 

“Saya kayak mimpi, mimpi benar. Keajaiban Allah. Subhanallah. Subhanallah. Saya sujud syukur ya Allah,” ungkap Abdul Hanan saat ditemui di RSUD R.T Notopuro, Sidoarjo.

Abdul Hanan mengatakan bahwa Alfatih sempat pulang ke rumah sebelum kejadian tragis tersebut. Awalnya Alfatih ingin pulang hari Rabu (1/10/2025), namun Hanan memaksa anaknya supaya balik ke pondok lebih awal. Dia kemudian mengantarkan anaknya pada Sabtu (27/9/2025).

Hanan sempat menangis dan menyesali keputusannya begitu mendengar robohnya bangunan pesantren. “Itu saya sempat nangis karena dia kan pulang dari pondok. Dia enggak mau balik pinginnya mau Rabu balik [ke pondok]. Saya paksa, kamu kalau enggak balik sekarang kamu ini jangan apa. Saya paksa hari Sabtu biar kamu enggak ketinggalan pelajaran gitu ya. Akhirnya pas kejadian itu, mas coba sampean [kamu] nuruti Alfatih balik [ke pondok pesantren] Rabu,” ungkapnya. 

BACA JUGA:   Sunah Nabi dan Geliat Panahan di Indonesia

Saat ditemui awak media di rumah sakit, Alfatih lancar untuk menceritakan segenap rangkaian peristiwa yang dialaminya selama beberapa hari terakhir, tanpa sedikit pun mengalami rasa trauma. 

Saat kejadian berlangsung, pada Senin  (29/9/2025), Alfatih mengaku dirinya sudah menunggu azan bergema di musala tersebut. Akan tetapi, ia malah mengaku ketiduran.

Dirinya pun lalu terbangun karena mendengar gemuruh dari gedung tersebut yang seperti hendak ambruk. Alfatih mengatakan, ia coba berlari untuk menyelamatkan diri, tapi kemudian jatuh pingsan. 

“Iya [menyelamatkan diri], tapi terus ketimpa. Enggak sakit sama sekali,” ucapnya saat ditemui di ruang rawat RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). 

Alfatih mengatakan dirinya sempat sadar saat berada di bawah reruntuhan bangunan musala yang roboh tersebut, tapi kondisinya sudah gelap gulita. Ia hanya sempat berkomunikasi dengan temannya sesama santri yang posisinya bersebelahan. Lalu ia tidur lagi.

Aktivitas dari para petugas SAR gabungan, yang saat itu mencongkel bagian bawah lantai dari bangunan ambruk itu, lalu membangunkan tidur panjangnya. Jalur sempit yang telah digali oleh petugas penyelamat tersebut kemudian diraihnya dengan cara merangkak perlahan demi perlahan.

“Aku tanya apa sudah bisa keluar. [Lalu] keluarnya itu kayak merangkak, sedikit-sedikit,” bebernya.

BACA JUGA:   Jadwal Siaran Langsung PLN Mobile Proliga: BJB vs BIN

Ternyata, tubuh dari remaja itu terlindungi di dalam gundukan pasir dan wajahnya terlindungi oleh sebuah seng yang melingkupinya. Selama tidur panjang hampir tiga hari lamanya, siswa kelas 3 MTs ini mengaku bermimpi berkeliling di sepanjang jalan yang gelap sembari mengenderai mobil pikap, tanpa lampu. Ia juga mimpi sedang menenggak air yang disalurkan lewat selang. “Mimpi tapi kayak asli minumnya rasanya,” ucapnya.

Korban Jiwa 5 Orang 

Adapun petugas mencatat5 orang korban dinyatakan meninggal dunia akibat peristiwa naas ambruknya  bangunan empat lantai Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Berdasarkan data sementara yang dihimpun, total korban dalam tragedi dilaporkan sebanyak 108 orang. Sebanyak 103 korban selamat dan 5 korban meninggal dunia, 18 korban di antaranya berhasil dievakuasi oleh petugas SAR gabungan sedangkan 90 orang lainnya menjalani evakuasi mandiri. 

“Jadi yang hari pertama itu tiga [korban meninggal]. Kemudian hari ini, sore satu dan malam ini satu, jadi lima orang [meninggal],” ucap Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Laksma TNI Yudhi Bramantyo, Rabu (1/9/2025) malam

Khusus pada hari ketiga pencarian semalam, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi sebanyak 7 orang korban. Dengan rincian 5 korban dinyatakan selamat dan 2 korban meninggal dunia. Para korban ditemukan di zona A1 dan A4.

Sebagai informasi, SAR membagi bangunan yang ambruk menjadi 4 zona, yakni zona A1 (dekat pintu keluar), zona A2 (bagian belakang dan berhadapan langsung dengan dinding asrama), zona A3 (bagian atas), dan zona A4 (samping kanan A1, di bawah reruntuhan beton).

BACA JUGA:   4 Anak Korban Kebakaran Tebet Jaksel Terindentifikasi, Ini Daftarnya

Sementara itu, ‘Golden Time’ korban ambruknya gedung empat lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur dilaporkan tinggal tersisa beberapa saat lagi. Sejumlah alat berat pun telah disigakan di sekitar lokasi, Kamis (2/10/2025).

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, sekaligus On Scene Commander (OSC) menjelaskan bahwa fase golden time atau fase kritis korban akan berakhir tepat pada pukul 16.00 WIB, sore ini.

“Golden time sampai dengan hari ini, pukul 16.00 WIB, 72 jam dari hari Senin (29/9/2025),” ucap Nanang.

Terkait pemakaian alat berat untuk melakukan evakuasi, Nanang menyebut dirinya belum dapat memastikan apakah proses evakuasi akan menggunakan alat berat atau tidak.

Segenap unsur petugas SAR gabungan bersama pemerintah saat ini masih akan menggelar rapat. “Belum, kita masih rapatkan, kita rapatkan hasilnya seperti apa. Tadi kan hasil dari asesmen kali ini seperti apa, tadi malam ada asesmen. Kemudian pagi ini kita juga melakukan asesmen. Hasilnya nanti kita bicarakan hasilnya terakhir seperti apa, nanti kita [sampaikan], apakah menggunakan alat berat atau seperti apa,” ucap Nanang.

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER