Saturday, October 4, 2025
HomeBisnisAirlangga Sebut Shutdown Pemerintahan AS Bikin Perundingan Tarif 19% Tertunda

Airlangga Sebut Shutdown Pemerintahan AS Bikin Perundingan Tarif 19% Tertunda

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap dampak pasti penghentian operasional pemerintahan Amerika Serikat (AS), atau government shutdown, kepada Indonesia adalah proses perundingan dagang mengenai tarif impor. 

Sebelumnya, pemerintah menyebut penerapan tarif impor 19% terhadap barang Indonesia ke AS belum berlaku secara riil di lapangan. Kedua negara masih menyusun dokumen hukum atau legal drafting untuk penerapan tarif 19% untuk barang Indonesia ke AS dan sebesar 0% untuk sebaliknya. 

Pemerintah Indonesia dalam hal ini juga masih mengupayakan negosiasi untuk pengecualian sejumlah komoditas Indonesia dari bea masuk ke AS sebesar 19% itu. Proses bilateral itu masih berlangsung antara tim negosiator RI dengan pemerintah AS. 

“Ya dampaknya jelas terkait dengan perundingan dagang. Dengan shutdown ya berhenti dulu,” jelas Airlangga kepada wartawan, Jumat (3/10/2025). 

Namun demikian, Airlangga menyebut government shutdown di AS tidak akan banyak berpengaruh terhadap finalisasi perundingan tarif impor itu. Apalagi, tarif sebesar 19% itu sudah bersifat final. “Saya rasa sih enggak [berpengaruh], enggak banyak pengaruh. Relatif kita sudah selesai itu,” terangnya. 

BACA JUGA:   Ji Soo Siap Kembali Main Film Setelah Hiatus 4 Tahun karena Kasus Bullying

Airlangga juga menilai shutdown tidak akan berdampak kepada nilai tukar rupiah dan pasar keuangan RI. “Tidak itu kan pemerintah Amerika, beda,” papar Menko Perekonomian sejak 2019 itu. 

Sementara itu, Peneliti dari Center for Strategic and International (CSIS) Indonesia, Deni Friawan menilai dampak government shutdown di AS terhadap perekonomian Indonesia akan terbatas apabila durasi penghentian operasional pemerintahan di sana hanya kurang dari dua pekan. Besaran dampaknya akan berbeda kalau durasinya bisa satu bulan. 

“Kalau misalnya lebih dari tiga atau empat minggu dan berlarut-larut, permasalahan domestik Amerika Serikat ini tentunya akan punya dampak yang besar terhadap perekonomian dunia, mengingat US punya peranan yang besar terhadap perekonomian dunia. Dan itu pastinya akan berdampak ke perekonomian Indonesia baik secara langsung atau tidak langsung,” jelas Deni kepada Bisnis, Jumat (3/10/2025).

Peneliti CSIS sejak 2007 itu menilai dampak government shutdown kepada perekonomian di Indonesia maupun negara lain akan semakin meningkatkan ketidakpastian global. 

BACA JUGA:   Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 20 Desember 2024

Situasi ketidakpastian yang meningkat akan membuat investor mencari aset-aset investasi yang lebih aman, atau perilaku flight-to-safety. Investor akan melarikan investasinya ke aset yang lebih aman seperti emas, atau modalnya ke negara-negara yang dinilai lebih aman seperti AS. 

Dengan begitu, terjadi aliran modal asing keluar alias capital outflow dari negara-negara seperti Indonesia yang terkategorikan sebagai emerging markets. Hal itu bisa terjadi baik di pasar saham maupun obligasi domestik. 

“Tentu akan menekan rupiah dan menekan IHSG. Itu yang pertama,” jelas peneliti ekonomi lulusan Universitas Indonesia (UI) dan Kyung Hee University, Korea Selatan itu. 

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER