Tuesday, October 7, 2025
HomeBisnisStok Hampir Habis, Ini Alasan BP Belum Deal Beli BBM Pertamina

Stok Hampir Habis, Ini Alasan BP Belum Deal Beli BBM Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA — Pihak SPBU BP buka suara soal kelangkaan stok BBM yang terjadi sejak akhir Agustus 2025. Manajemen juga mengatakan masih mengkaji tawaran membeli base fuel dari Pertamina Patra Niaga.

Pihak BP AKR menegaskan bahwa, pihaknya berkomitmen untuk menyediakan bahan bakar berkualitas dengan memastikan setiap langkah kolaborasi terukur dan bertanggung jawab.

Saat ini BP-AKR masih terus melakukan koordinasi intensif dengan seluruh pihak terkait. Hal ini untuk memastikan terpenuhinya pasokan base fuel yang memenuhi tiga aspek tata kelola yaitu kepatuhan (compliance), kesesuaian spesifikasi serta standar kualitas, dan komersial.

“Fokus kami tetap sama yaitu memastikan kualitas produk yang konsisten, serta memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan,” tulis manajemen BP-AKR melalui keterangan resmi, Senin (6/10/2025).

BP-AKR mengapresiasi keterbukaan yang dibangun dalam dialog konstruktif demi tercapainya solusi terbaik untuk semua pihak, khususnya masyarakat.

“BP-AKR tetap berkomitmen mempercepat normalisasi pasokan bahan bakar untuk mendukung mobilitas masyarakat,” kata manajemen BP-AKR.

BACA JUGA:   KPK Tahan Mantan Dirut Pertamina

Kelangkaan stok BBM di SPBU swasta seperti Shell, BP, hingga Vivo masih menjadi polemik. Bahkan, stok bensin di SPBU Shell habis total. Sementara, stok BBM di SPBU BP dan Vivo diproyeksi habis total pada Oktober ini.

Adapun, terkait dengan kelangkaan stok BBM di SPBU swasta ini, pemerintah melalui Kementerian ESDM memberi solusi dengan meminta mereka membeli bahan baku BBM atau base fuel dari Pertamina. Pasalnya, Pertamina masih memiliki kuota ekspor yang belum terpakai.

Apalagi, SPBU swasta sudah tak diberikan tambahan impor lantaran pemerintah telah memberikan tambahan kuota 2025 kepada SPBU swasta sebesar 10% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Dengan begitu, kuota BBM SPBU swasta pada tahun ini mencapai 110%.

Di sisi lain, pihak SPBU swasta termasuk BP belum sepakat membeli base fuel dari Pertamina. Hal ini terjadi lantaran base fuel itu mengandung etanol yang mencapai 3,5%.

Menindaklanjuti hal itu, Ditjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM kembali melakukan pertemuan dengan para pelaku SPBU pada Jumat (3/10/2025). Dari pertemuan itu, Vivo, AKR Corporindo Tbk, dan Aneka Petroindo Raya (APR) disebut sepakat untuk menindaklanjuti upaya pembelian base fuel dari Pertamina. APR adalah perusahaan joint venture atau patungan antara BP dan AKR Corporindo Tbk.

BACA JUGA:   Kim Seon Ho akan Berpasangan dengan Go Yoon Jung di Can This Love Be Translated?

Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menuturkan, Vivo, APR, dan AKR sudah sepakat untuk menindaklanjuti pembicaraan lebih teknis dan tindak lanjut tahap selanjutnya.

Dia merinci, ketiga BU swasta itu menandatangani kesepakatan dokumen pernyataan dalam rangka menjaga Good Corporate Governance (GCG) dan regulasi seperti pernyataan anti monopoli, money laundry, hingga penyuapan.

Vivo, APR, dan AKR juga menyampaikan kebutuhan komoditi yang dibutuhkan. Selain itu, pelaku usaha swasta itu juga membahas kesepakatan terkait spesifikasi produk, key terms, serta syarat dan ketentuan umum.

“⁠Selanjutnya Pertamina akan menyampaikan kembali spesifikasi produk yang dapat memenuhi requirement semua BU dan key term termasuk join surveyor untuk dikonfirmasi oleh BU swasta terkait,” ucap Roberth kepada Bisnis.

Menurutnya, apabila BU swasta setuju, maka akan dilaksanakan proses pengadaan komoditi tersebut. ⁠Selanjutnya, pemenang pengadaan akan disampaikan kepada BU swasta dalam lingkup penyedia kargo, best price, dan volume kargo.

Berikutnya, apabila BU swasta sepakat, maka akan dibicarakan terkait Aspek Komersial (B2B) dan juga tidak kalah pentingnya adalah joint inspection yang dilakukan.

BACA JUGA:   Resmi Turun! Daftar Terbaru Harga BBM di Seluruh SPBU RI

“⁠Selanjutnya tahap akhir adalah pengiriman kargo yang sudah disepakati sekitar di minggu ketiga Oktober,” imbuh Roberth.

Adapun perlu ditekankan dan disepakati bahwa proses ini berjalan dengan kesepakatan dari 3 BU Swasta tersebut. Pasalnya, pengiriman kargo dalam satu pengadaan yang sama tidak terpisah pisah.

“Kembali pertamina menyampaikan bahwa dengan semangat kolaborasi berdasarkan niat baik untuk memberikan pelayanan pada masyarakat ini untuk disikapi dengan bijak dan positif, sesuai arahan dari Pemerintah,” kata Robeth.

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER