KOMITE Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), berkolaborasi dengan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya Kementerian Kebudayaan, menggelar Coaching Clinic Master MTN Lab. Program laboratorium sastra ini dirancang sebagai ruang belajar dan dialog bagi 15 peserta terpilih yang merupakan finalis Sayembara Naskah Novel DKJ 2025.
Terdapat tiga kelas dalam Coaching Clinic Master MTN Lab Dewan Kesenian Jakarta, yakni Kelas Perbaikan Naskah, Kelas Penyuntingan Naskah, serta Kelas Promosi dan Strategi Penerbitan. Dari tiga kelas tersebut, Kelas Promosi dan
Staf Ahli Kementerian Kebudayaan Bidang Diplomasi Budaya, Annisa Rengganis, mengatakan program MTN Seni Budaya dapat menjadi ruang bagi para penulis untuk mengembangkan kemampuan sekaligus memperluas jejaring.
“Program ini diharapkan dapat menjadi ruang atau forum pertemuan antara penulis, penerjemah, periset, dan penerbit,” kata Annisa pada Malam Anugerah Sayembara Novel DKJ pada Rabu, 5 November 2025, dalam rilis yang diterima Tempo.
Sehari setelah malam penganugerahan, 5 peserta yang merupakan finalis Sayembara Naskah Novel DKJ mengikuti kelas pendampingan penulisan bersama para juri yakni Ramayda Akmal, Oka Rusmini, dan Harry Isra pada hari pertama, 6 November 2025).
Pada hari kedua, 7 November 2025, peserta mengikuti kelas penyuntingan dan perbaikan naskah bersama para editor Ninus Andarnuswari dan Dwi Ratih Ramadhany.
Selanjutnya, pada hari ketiga, peserta mendapatkan materi mengenai promosi naskah dan teknik pitching bersama Hetih Rusli (Direktur IP Licensing for Film and Television) serta Wedha Stratesti Yudha (Wakil Ketua Umum Bidang Kerja Sama dan Hubungan Luar Negeri IKAPI).
Kelima belas peserta Coaching Clinic Master MTN Lab datang dari berbagai kota, seperti Jakarta, Depok, Cirebon, Yogyakarta, Mojokerto, Medan, Jambi, Samarinda, Banjarbaru, dan Surabaya.
Awi Chin, peserta asal Sintang, Kalimantan Barat, mengaku sangat senang bisa terpilih menjadi peserta Coaching Clinic Master MTN Lab. “Sangat senang karena saya bisa berkenalan dengan finalis dari daerah lain dan kali ini cukup merata persebarannya. Kami juga mendapat banyak sekali materi, seperti kami bisa ngobrol langsung dengan juri-jurinya. Karena biasanya enggak pernah, nih, kami bisa ngobrol langsung,” ujar Awi Chin.
Fajar Satrio, penulis Superbia O yang merupakan pemenang Sayembara Naskah Novel DKJ, mengaku sangat bersyukur bisa mengikuti kelas intensif selama tiga hari. “Utamanya, saya bisa mendapatkan jejaring di dunia sastra karena saya bisa dibilang penulis pemula.”
Wawan Kurniawan, salah satu finalis Sayembara Novel DKJ 2025, menyambut baik pelatihan tersebut. Dia berharap karya-karya yang lahir di Sayembara Novel DKJ 2025 dapat memberi warna baru dalam dunia kesusastraan Tanah Air. “Saya berharap naskah-naskah yang lahir dari proses ini dapat hadir sebagai karya yang berkualitas, menemukan pembacanya, dan memberi kontribusi, sekecil apa pun, di tengah dunia yang bergejolak,” tutur Wawan, yang mengikutkan karyanya berjudul Museum Kepada yang Lupa.
Koordinator MTN Seni Budaya bidang Sastra, David Irianto, menutup kelas pendampingan 15 naskah Sayembara Novel DKJ yang merupakan bagian dari inisiatif MTN Lab. “Sekali lagi, saya ucapkan selamat buat 15 penulis. Semoga keluar dari ruangan ini, nanti bukunya dikejar-kejar penerbit dan agen. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menerima insight dan pembelajaran dari para mentor.”

