WAKIL Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto mengatakan Kemendagri dan Badan Gizi Nasional (BGN) sedang memetakan daerah yang akan dibangun peternakan ayam untuk mendukung kebutuhan program makan bergizi gratis (MBG). Pemetaan dilakukan untuk memprediksi jumlah kebutuhan dan kekurangan daerah dalam memasok bagan pangan.
“Sekarang Kemendagri bersama dengan BGN melakukan pemetaan dalam memprediksi kebutuhannya berapa, di kota mana yang kurang,” kata di Gedung Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa, 18 November 2025.
Mantan Wali Kota Bogor ini belum menjelaskan hasil pemetaan daerah itu. Dia berkata Kemendagri akan mendorong pemerintah daerah untuk mengantisipasi kekurangan bahan pangan.
“Kami dorong agar daerah-daerah itu mengantisipasi (kekurangan bahan pangan),” ujar dia.
Bima mengatakan pemerintah memiliki target program MBG bisa dinikmati 82 juta jiwa. Saat ini sebanyak 50 persen yang sudah menikmati MBG.
Tim Koordinasi MBG, termasuk di dalamnya Mendagri Tito Karnavian saat ini sedang menghitung kesiapan seluruh kota di Indonesia untuk menyuplai bahan makanan.
“Perlu dihitung kesiapan dari seluruh kota Indonesia. Mulai dari suplainya, produksinya berapa untuk bahan-bahannya, dan harus memberikan manfaat bagi pelaku pelaku lokal,” ujar dia.
BGN sebelumnya menyatakan dana Rp 20 triliun disiapkan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara akan digunakan untuk membiayai para peternak ayam pedaging dan petelur di seluruh Indonesia.
Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menegaskan dana tersebut tidak akan digunakan untuk membangun peternakan baru. “Jadi, anggaran sebesar Rp20 triliun itu untuk membiayai para peternak, bukan Danantara yang membangun peternakan sendiri,” kata Nanik melalui keterangan resmi pada Senin, 17 November 2025.
Nanik menuturkan proyek ini dirancang untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang terintegrasi, yakni dengan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di hulu dan peternakan kecil di hilir. Ia mengklaim cara ini dapat menjaga stabilitas pasokan serta harga telur dan pasokan, sehingga tidak akan ada lagi inflasi.
“Danantara akan membiayai para peternak ayam petelur dan pedaging untuk memastikan agar kebutuhan telur dan daging ayam untuk program MBG bisa terpenuhi,” kata Nanik.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan Danantara menyiapkan investasi senilai Rp 20 triliun untuk membangun peternakan ayam guna memenuhi kebutuhan pangan MBG. “Kita akan buat seluruh Indonesia untuk menyuplai BGN,” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dalam keterangan tertulis, Jumat, 7 November 2025.
Amran menyatakan dana triliunan rupiah untuk membangun peternakan ayam itu agar dapat memperkuat pasokan ayam dan telur nasional. Ini juga bertujuan untuk meningkatkan produksi dan mendukung program MBG. Dengan begitu, Indonesia tidak akan kekurangan telur dan ayam berkat bantuan dana itu.
Adapun selama beberapa bulan terakhir harga telur ayam memang terus melambung tinggi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan hingga pekan kedua November ini terdapat 157 daerah yang mengalami kenaikan harga telur ayam.
Amalian mengatakan harga telur ayam pada pekan kedua November 2025 tercatat senilai Rp 31.646 per kilogram. Harga itu lebih mahal ketimbang harga acuan pembelian (HAP) di tingkat konsumen yang ditetapkan senilai Rp 30 ribu per kilogram.
Kebutuhan terhadap telur ini naik signifikan setelah ada program MBG. Berdasarkan data BGN, kebutuhan rata-rata satu SPPG terhadap telur ayam sebagai sumber protein pada program MBG tercatat sebanyak 1.105 kilogram. Telur ayam menjadi jenis protein terbanyak kedua yang digunakan dalam MBG. Sementara jenis protein terbanyak adalah daging ayam dengan porsi kebutuhan satu SPPG mencapai 1.630 kilogram.

