Jakarta, CNN Indonesia —
Pengamat Politik dari Universitas Andalas Asrinaldi menilai kedatangan sejumlah menteri kabinet Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang datang ke HUT ke-51 PDIP adalah sebatas profesionalitas.
Asrinaldi melihat kedatangan para menteri itu tak lebih dari sebatas profesionalitas jabatan mereka yang didukung oleh PDIP dalam pembentukan pemerintahan Presiden Jokowi.
Selain itu, dia melihat hal tersebut bisa menjadi pembelajaran demokrasi tanpa tendensi politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya pikir sikap ini baik untuk pembelajaran demokrasi tanpa melihat tendensi politik masing-masing kelompok yang ada di kabinet,” kata Asrinaldi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/1).
Menurut Asrinaldi sudah seharusnya menteri tetap bekerja profesional tanpa harus terpengaruh oleh kontestasi politik dalam Pemilu 2024 yang menyebabkan polarisasi dukungan dalam kabinet.
Dia juga melihat hadirnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam HUT PDIP tak ada kaitannya dengan Pemilu. Meskipun, pada debat capres terakhir, namanya sempat disentil Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
“Saya pikir Bu Sri Mulyani seorang teknokrat di kementerian tentu akan bersikap profesional,” ujar Asrinaldi.
Adapun kedatangan Wapres Ma’ruf Amin, Asrinaldi melihat berkaitan dengan dukungan PDIP kepada dirinya pada Pemilu 2019 lalu. Sehingga, kata dia, bukan hal aneh jika Ma’ruf hadir di HUT PDIP.
“Sudah sewajarnya Wapres KH Ma’ruf Amin menunjukkan dukungannya kepada PDI Perjuangan,” tutur dia.
Kemungkinan pragmatis
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai kedatangan para menteri itu kemungkinan mempunyai motif pragmatis.
Setidaknya, kata Dedi, para menteri itu berpeluang tetap masuk dalam kabinet jika PDIP berkuasa.
“Artinya hubungan dengan partai dimungkinkan tetap dibina. Itu hal biasa dalam Republik ini yang sarat dengan kondisi politis,” kata Dedi.
Terlebih Sri Mulyani, kata dia, Wapres Maruf Amin yang secara terang sudah terbuka memberikan dukungan. Tentu, arahnya tidak menutup kemungkinan sebagai upaya membela koalisi PDIP di tengah gempuran koalisi Prabowo.
Sebelumnya, DPP PDIP hanya mengundang 51 tamu VVIP dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) yang ke-51 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).
PDIP menggelar HUT-nya dengan sederhana. Sesuai undangan, jumlah kursi di aula utama peringatan HUT juga dalam jumlah yang sama.
Di awal sambutan pidatonya, Mega menyebut sejumlah tamu undangan yang hadir. Menurut dia, mereka yang hadir sejak awal memang berharap ingin diundang, salah satunya Wapres Ma’ruf Amin yang menggantikan Presiden Joko Widodo.
“Para menteri yang hadir di sini, supaya Pak Ma’ruf tahu, mereka ingin diundang. Jadi saya undang,” ucap Mega.
Dari keseluruhan 51 undangan, selain dari pengurus pusat dan menteri PDIP di kabinet, mereka sebagian adalah para menteri kabinet non-PDIP dan ketua umum partai pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dari jajaran partai pengusung, ada Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Wakil Ketua Umum Hanura Benny Rhamdani.
Mega juga menyapa beberapa menteri di luar PDIP yang hadir pada kesempatan itu. Mereka seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmavati, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Lalu, Arifin Tasrif selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, hingga Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Sementara, menteri dan kepala lembaga dari internal PDIP ada Menkumham Yasonna Laoly, Menseskab Pramono Anung, Mensos Tri Rismaharini, hingga Menpan-RB Azwar Anas.
(yla/kid)