Jakarta, CNN Indonesia —
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuding kelompok Hamas Palestina sebagai Nazi era baru.
Dalam konferensi pers pada Sabtu (27/1), Netanyahu menyebut Hamas mendidik anak-anak mereka untuk melakukan serangan teror dan menghancurkan bangsa Yahudi.
Saat bicara demikian, Netanyahu mengangkat buku Hitler, Mein Kampf, berbahasa Arab, yang diklaim ditemukan pasukan Israel di rumah warga sipil di Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Inilah yang mereka ajarkan pada anak-anak mereka,” kata Netanyahu, seperti dikutip Jerusalem Post, Sabtu (27/1).
Dalam kesempatan itu, Netanyahu juga menyoroti putusan Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) yang memerintahkan negaranya untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah tindakan genosida di Gaza.
Netanyahu lantas menyebut putusan itu dikeluarkan tepat dua hari sebelum peringatan Holocaust yang dulu dilakukan Nazi Jerman saat Perang Dunia II.
“Tidak ada kekonyolan yang lebih besar dari kejadian kemarin, pada malam hari peringatan Holocaust, ada orang-orang yang datang ke Den Haag untuk menuduh kami melakukan genosida yang keliru dan keterlaluan,” ucap dia, merujuk pada Afrika Selatan.
Pada Desember lalu, Afrika Selatan menggugat Israel ke ICJ atas tuduhan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza.
ICJ pun menggelar sidang hingga akhirnya memutuskan bahwa Israel mesti menyetop tindakan genosida di Gaza dan memberikan laporan dalam waktu satu bulan.
Israel juga harus mencegah dan menghukum pihak yang menghasut untuk melakukan genosida di Jalur Gaza. Selain itu, Israel juga wajib mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dan melindungi warga Palestina.
“Atas nama siapa mereka datang? Atas nama Hamas, atas nama ‘Nazi baru’, yang datang untuk melakukan genosida terhadap kami,” kata Netanyahu.
“Kami tidak akan pernah melupakan kengerian 7 Oktober. Kami tidak akan melupakan pembantaian, pemerkosaan, pembunuhan, penganiayaan, kami tidak akan melupakan penculikan,” ujar dia lagi.
Serangan 7 Oktober 2023 memicu perang berkepanjangan antara Israel dan kelompok Hamas. (REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA)
|
Serangan Hamas ke sejumlah wilayah selatan Israel pada 7 Oktober lalu menewaskan sekitar 1.200 orang. Hamas juga menyandera 253 orang, yang nyaris setengahnya telah dibebaskan dalam gencatan senjata selama sepekan akhir November lalu.
Kendati begitu, sebanyak 136 di antaranya hingga kini masih ditawan Hamas.
Serangan Hamas ini yang mendorong Israel meluncurkan agresi ke Gaza hingga menewaskan lebih dari 26.200 orang sampai saat ini. Jumlah itu melebihi satu persen dari total populasi Gaza. Mayoritas korban juga merupakan anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, pada November lalu, pasukan militer Israel mengklaim menemukan buku Hitler di rumah warga sipil saat melakukan operasi darat.
Buku itu disebut ditemukan di sebuah kamar yang digunakan Hamas sebagai markas.
“Dengan melihat buku ini, seseorang dapat melihat tanda dan garis bawah di samping komentar tertulis, yang mengajarkan tentang pendalaman hidupnya dan persepsi anti-Semit dan mengerikan terhadap Hitler oleh para teroris,” kata Presiden Israel Isaac Herzog dikutip dari I24 News, Selasa (14/11).
Kendati begitu, bukan Hamas yang selama ini dicap sebagai Nazi, melainkan Israel, karena dugaan genosida yang dilakukannya terhadap bangsa Palestina di Gaza.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan pernah blak-blakan menyebut Netanyahu tak ada bedanya dengan Hitler.
(blq/asr)