Monday, September 29, 2025
HomeNasionalLindungi Murid Kelasnya, Guru di Cianjur Muntah-muntah Usai Cicipi MBG

Lindungi Murid Kelasnya, Guru di Cianjur Muntah-muntah Usai Cicipi MBG

SEORANG guru SDN Taruna Bakti di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami muntah-muntah usai mencicipi Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis 25 September 2025. Guru bernama Yayuk Wahyuni itu menjalani imbauan lisan sebelumnya dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi agar guru mencicipi dahulu setiap menu MBG sebelum dibagikan kepada siswa.

Yayuk mengungkapkan, awalnya menerima keluhan dari anak didiknya murid Kelas 1 kalau makanan berbau tak enak. “Saya langsung melarang agar tidak memakannya,” katanya saat ditemui wartawan usai kejadian.

Untuk memastikan, lanjut Yayuk, dia mencoba mencicipi tempe yang terdapat dalam wadah MBG. Tak lama kemudian dia langsung mengalami mual dan mulas. 

“Sempat muntah beberapa kali, tapi saya langsung melakukan penangan secara mandiri, dengan cara meminum susu steril. Alhamdullilah sudah membaik. Meski masih merasa pusing sedikit,” tutur ibu guru kelas 1 ini.

Mengetahui apa yang dialami Yayuk, pembagian MBG untuk para murid kelas satu itu pun langsung dibatalkan. Tapi, pembagian tak terhindarkan di kelas yang lain. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, jumlah korban keracunan menu MBG di SDN Taruna Bakti sebanyak 35 orang.  

BACA JUGA:   Tata Cahyani Awet Mesra dengan Bobby Tonelli, Netizen: Cocok Banget!

“Laporan masih bersifat sementara, jumlah korban ada sebanyak 35 orang, terdiri dari 34 murid dan satu orang guru,” ujar Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur I Made Setiawan saat dihubungi terpisah.  

Dari jumlah itu, seorang siswa harus menjalani perawatan di Puskesmas Cugenang. Sedangkan terhadap yang lainnya, Made mengaku, tim tenaga kesehatan dari Puskesmas Cugenang dan Dinas Kesehatan masih memantau kondisi kesehatannya.

Selain itu, Made mengungkapkan, pihaknya telah mengambil sampel dari dapur penyedia MBG maupun dari sekolah. Beberapa sampel disebutnya berupa tempe, ayam goreng, kentang, dan buncis. Selain juga sampel muntahan dari korban untuk dikirim ke laboratorium.  “Pemeriksaan sampel akan ke luar paling cepat 10 hari, maksimalnya dua pekan,” kata dia.  

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER