PROGRAM Jali-Jali Festival 2: Jelajah Sastra Indonesia pada tahun ini kembali hadir, setelah diadakan pada 2022. Festival ini diselenggarakan oleh komunitas Baca Di Tebet, berlangsung dari 4–19 Oktober 2025 di Perpustakaan Baca di Tebet, Jakarta Selatan.
Jali-Jali Festival 2: Jelajah Sastra Indonesia merupakan bentuk dari perayaan bulan bahasa yang pertama dan terakhir kali berlangsung pada 2022. Festival pada tahun ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Kebudayaan RI dalam program Penguatan Komunitas Sastra, dengan melihat aktivitas perpustakaan serta komunitas Baca Di Tebet yang kerap memperkenalkan karya-karya sastra ke masyarakat luas.
Agenda hari pertama pada festival tahun ini ialah mengenang sosok Joko Pinurbo atau Jokpin, dengan membacakan dan mengalihwahanakan puisi-puisinya. Sejumlah nama seperti Fikar W. Eda, Emi Suy, Kurnia Effendi, Biondi Noya, sampai Once Mekel turut meriahkan suasana dengan membaca puisi-puisi Joko Pinurbo secara bergantian. Selain itu, Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Nissa Rengganis, ikut berpartisipasi dalam malam apresiasi tersebut.
Penampilan Beragam di Jali-jali Festival 2: Jelajah Sastra Indonesia
Penampilan dibuka oleh Mia Ismi dengan membacakan puisi berjudul “Doa Seorang Pesolek”. Suaranya lembut, menyatu dengan alunan biola yang dimainkannya. Selanjutnya, Nadia Hastari, perwakilan dari komunitas Perempuan Membaca, membawakan puisi berjudul “Dari Raden Ajeng Kartini untuk Maria Magdalena Pariyem” dengan pembacaan yang melankolis.
Selain pembacaan puisi, terdapat penampilan alih wahana puisi-puisi Jokpin ke dalam bentuk instrumental oleh Biondi Noya. Komposer muda tersebut menerjemahkan tiap lirik pada dua puisi Jokpin berjudul “Di Perpustakaan” dan “Sepotong Hati di Angkringan” melalui petikan gitarnya.
Jali-Jali Festival 2 : Jelajah Sastra Indonesia yang diadakan oleh Komunitas Baca Di Tebet memiliki capaian untuk mendekatkan karya sastra kepada masyarakat luas. Foto: Istimewa/Muhammad Rifan Putranto.
Once Mekel turut membacakan sejumlah puisi di hadapan para penonton. Salah satu legenda musisi Tanah Air ini membawakan puisi berjudul “Rumah Cinta” dan “Perjamuan Petang”. Di akhir penampilannya, Once melakukan improvisasi dengan menyanyikan puisi berjudul “Selamat Ulang Tahun, Bu” dengan suara khas serak halusnya.
Banyak yang Mencintai Jokpin
Penulis sekaligus salah satu pemilik Perpustakaan Baca Di Tebet, Kanti W. Janis, menjelaskan alasan hari pertama festival ini ialah mengenang kembali sosok penyair Joko Pinurbo. “Banyak yang mencintai Jokpin. Orang yang enggak ngerti puisi pun, baca puisi dia pasti akan tergelitik,” kata dia, Sabtu, 4 Oktober 2025. Ia mencontohkan puisi Jokpin dengan tema Celana mengundang siapa pun yang membacanya.
Begitu pun yang dirasakan Once terhadap penyair yang meninggal pada 27 April 2024 itu. Mantan vokalis band Dewa 19 tersebut mengaku kalau ia mengoleksi beberapa buku Jokpin, seperti buku berjudul Celana, Kekasihku, dll.
Satu Kata untuk Joko Pinurbo
Kanti mendeskripsikan Joko Pinurbo dengan kata “Jembatan”. Menurutnya, karya-karya Jokpin juga mampu menjembatani berbagai kalangan masyarakat Indonesia, “Dia buat orang kalau lagi sedih, baca tulisan dia, terhibur, orang lagi pengin ketawa, baca tulisan dia bisa tertawa, orang lagi butuh hiburan tentang kerohanian bisa juga,” ujarnya. “Balik lagi, dia bisa menjembatani politisi, musisi, sastrawan, semua tersambung di karya-karyanya.”
Once sendiri mendeskripsikan penyair kelahiran tahun 1962 tersebut dengan kata “Cakrawala”. Ia beranggapan bahwa karya-karya Jokpin bukan sekadar menghibur, tapi dapat menginspirasi.
Menurut dia, penyair seperti mendiang Joko Pinurbo sudah berada di level yang tidak saja menginspirasi atau membuat orang tergugah dengan kata-kata, tapi bisa menghibur dengan kesederhanaannya terhadap keseharian. “Kesederhanaannya bisa menghibur terhadap kejanggalan, absurditas, dan sebagainya,” ucap anggota DPR RI itu.