
Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan sekitar 4.700 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan dibentuk di daerah-daerah terpencil dalam kurun waktu 2,5 bulan ke depan.
“Sedang kita buat dan kita sudah identifikasi akan ada kurang lebih 4.700 SPPG yang akan kita bangun dalam 2,5 bulan ke depan,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana dalam program 1 tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di CNN Indonesia, Senin (20/10)
Namun, Dadan mengatakan ribuan SPPG itu nantinya hanya akan melayani sekitar 10 juta penerima manfaat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan mayoritas penerima manfaat program itu atau sekitar 70 juta orang ada di daerah-daerah aglomerasi dan sub urban.
“Ada di daerah sub urban di mana daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Di mana rata-rata pendidikan orang tuanya Jawa Barat hanya 8,8 tahun, Jawa Tengah hanya 8,01 tahun, Jawa Timur 8,11 tahun. Jadi artinya anak-anak ini lahir dari orang tua yang pendidikannya lulusan SD,” ujarnya.
Dadan menjelaskan kasus stunting paling tinggi ada di daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Namun secara kumulatif kasus itu ada di daerah Jawa.
“Di Jawa Barat sendiri itu ada hampir 1 juta anak-anak stunting. Jawa Tengah juga demikian, Jawa Timur juga demikian. Hampir 2 juta dari 3 daerah ini saja itu stunting. Jadi sudah jauh melebihi dari populasi anak-anak di sana,” katanya.
Menurut Dadan, total serapan anggaran program makan bergizi gratis (MBG) mencapai Rp28,1 triliun dari anggaran Rp71 triliun di 2025.
“Hari ini kami dapat laporan, sudah menyerap Rp28,1 triliun, itu sudah mencakup 39 persen dari budget kita yang tahun 2025 ini Rp71 triliun, ditambah dengan dana standby Rp28 triliun,” katanya.
(yoa/isn)