Jakarta, CNN Indonesia —
Pasukan junta militer Myanmar dilaporkan kocar-kacir kabur dari misi mereka untuk merebut kembali kota tambang emas Shwe Pyi Aye, di wilayah Sagaing, Senin (5/2) waktu setempat.
Sedikitnya 400 tentara junta Myanmar meninggalkan wilayah pertempuran saat kontak senjata dengan milisi pemberontak Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) selama 10 hari bertempur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PDF yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan Pemerintahan Persatuan Nasional menyatakan telah berhasil menguasai kota kecil di pesisir Sungai Chindwin sejak 22 November tahun lalu.
Pasukan rezim Min Aung Hlaing berusaha merebut kembali kota tersebut sejak 26 Januari dipimpin oleh Batalion Infanteri Kecil 272. Pasukan itu dibantu angkatan bersenjata Shanni dan milisi pro-junta Pyu Saw Htee.
Namun, para pasukan ini kalah dalam strategi pertempuran lantaran pasukan PDF lebih menguasai medan pertempuran di darat.
Kekalahan ini menambah deret kekalahan pasukan militer Myanmar dalam pertempuran melawan pasukan pemberontak.
Sebelumnya, militer Myanmar dipaksa menyerah oleh pasukan pemberontak di pusat komando junta Myanmar Kokang di Laukkai.
Wilayah itu merupakan salah satu markas militer Myanmar terbesar di bagian utara Shan yang berdekatan dengan perbatasan China.
Markas militer tersebut kemudian berhasil direbut pasukan pemberontak Aliansi Pasukan Nasional Demokratik Myanmar (MNDAA) dan melucuti senjata sekitar 2.400 pasukan junta.
Total 200 perwira militer beserta keluarganya kemudian diizinkan meninggalkan wilayah yang sudah dikuasai pemberontak.
Sebanyak enam brigadir jenderal yang memimpin operasi militer Myanmar itu pun diberikan kesempatan kembali ke markas besar usai menyerah.
(tim/bac)