Jakarta, CNN Indonesia —
Pasukan Israel menggempur wilayah dekat kota Aleppo, Suriah, pada Jumat (29/3) dini hari dan menyebabkan 38 orang meninggal.
Al Jazeera melaporkan korban tewas itu mencakup warga sipil, militer, dan lima anggota Hizbullah.
Sejauh ini belum ada konfirmasi dari pemerintah Suriah terkait jumlah orang yang meninggal atau luka-luka karena gempuran Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media pemerintah Suriah, SANA, melaporkan Israel menyerang Aleppo sekitar pukul 01.45 waktu setempat.
Salah satu sumber militer menyebut pesawat tempur Israel memulai serangan dari arah Athriya, tenggara Aleppo demikian dikutip CNN.
Sementara itu Al Jazeera melaporkan serangan udara Israel dilakukan “bersamaan” dengan serangan drone di Aleppo.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris menyatakan serangan Israel menghantam gudang senjata di dekat Bandara Internasional Aleppo.
Serangan tersebut lalu menyebabkan serangkaian ledakan besar.
Israel selama bertahun-tahun melakukan serangan ke Suriah. Mereka mengincar kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran, termasuk Hizbullah.
Israel hingga kini belum memberikan tanggapan terkait serangan tersebut.
Serangan Israel di Suriah terjadi saat pasukan Zionis masih melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober dan terlibat saling serang dengan Hizbullah di Lebanon selatan.
Belakangan ini, pasukan Israel menggempur habis-habisan Rafah. Mereka juga berencana mengusir jutaan warga yang mengungsi di wilayah tersebut.
Sejak agresi, pasukan Zionis saling serang dengan Hizbullah. Pada Rabu, Israel menggempur Lebanon Selatan dan menyebabkan tujuh orang tewas. Di hari sebelumnya serangan mereka membuat tiga anggota Hizbullah meninggal.
Sejumlah pihak mewanti-wanti serangan Israel ke wilayah negara lain memicu konflik lebih luas.
Sekutu dekat Israel, Amerika Serikat, bahkan memperingati pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu soal perang dengan Lebanon.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan AS memantau dengan cermat permusuhan di sepanjang perbatasan dan menyatakan penolakan terhadap perang baru.
“Sangat jelas bahwa kami tak mendukung perang di Lebanon. Kami tidak ingin hal itu terjadi,” kata Kirby ke awak media, Kamis (28/3).
(isa/sur)
