Surabaya, CNN Indonesia —
Sejumlah perusahaan rental mobil di Kota Surabaya, Jawa Timur, ramai-ramai memasukkan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, ke daftar hitam atau blacklist.
Hal itu menyusul peristiwa pengeroyokan bos rental mobil hingga tewas saat berusaha mengambil kembali mobilnya yang disewa di daerah Sukolilo, Pati.
Salah satunya ialah PT Rangga Ringgi Transindi (RRT). Mereka akan menolak bila ada warga Pati hendak menyewa unit mobil di rental mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi kami sebagai persewaan mobil, ya kami, saya pribadi, rental saya pribadi, itu mem-blacklist kalau ada customer yang dari Pati,” kata pemilik PT RTT, Ikmilul Bilal saat dikonfirmasi, Jumat (21/6).
Bilal mengatakan keputusan ini diambilnya setelah peristiwa pengeroyokan maut pengusaha rental asal Jakarta, BH, saat berusaha mencari kembali mobil miliknya yang diduga digelapkan oleh penyewa asal Sukolilo, Pati.
“Ini kami lakukan, karena kemarin yang ada owner rental mobil yang [berusaha] ngambil [kembali] unitnya di sana itu terus dimassa, padahal dia mau ambil unitnya sendiri,” katanya.
Menurut Bilal, beberapa daerah di Pati diduga sudah cukup lama dikenal sebagai tempat penadah dan penjual kendaraan bodong. Blacklist ini pun dilakukannya sebagai langkah antisipasi.
“Karena memang ada beberapa lokasi yang di sana itu jadi kartelnya kendaraan bodong. Termasuk kendaraan-kendaraan sewa yang kemudian tidak dikembalikan,” ucapnya.
“Pokoknya yang ber-KTP Pati, ataupun yang alamatnya di Sukolilo ataupun desa apa itu yang kemarin terjadi, yaudah kami blacklist gitu aja,” kata Bilal.
Bilal mengatakan ada juga sejumlah rental mobil di Surabaya lain yang memberlakukan kebijakan serupa. Mereka tergabung dalam sebuah komunitas pengusaha dan bersepakat melakukan hal serupa.
“Jadi kami sama beberapa rental di Surabaya, juga ada beberapa, bukan semuanya ya, karena memang kami ada komunitas, jadi ambil keputusan untuk tidak menyewakan lagi kepada warga Pati,” ujarnya.
Meski demikian, kata Bilal, pihaknya tetap bersedia melayani customer dari Pati, asal mereka menyewa mobil sepaket dengan driver atau pengemudi dari pihak perusahaan.
“Kecuali sama drivernya, kalau lepas kunci (menyewa mobil saja) kami menghindari. Kalau misalnya sama include driver mungkin bisa dipertimbangkan,” katanya.
(frd/fra)