Jakarta, CNN Indonesia —
Korps Garda RevolusiĀ Iran (IRGC) untuk pertama kalinya meluncurkan rudal hipersonik Fattah keĀ Israel hingga menembus sistem pertahanan udara Iron Dome negara tersebut.
Pada Selasa (1/10) malam waktu setempat, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik ke Israel. Beberapa di antaranya menembus sistem pertahanan Israel, Iron Dome.
“Untuk pertama kalinya, IRGC menghancurkan perisai radar Hetz PRK dengan rudal hipersonik Fattah 2 dan 3,” demikian keterangan IRGC, seperti dikutip media Rusia, RIA.
Spesifikasi rudal hipersonik Iran
Rudal hipersonik Fattah milik Iran berhasil menembus sistem pertahanan Iron Dome Israel bukan tanpa sebab. Dilansir CNN, rudal Fattah punya ini kecepatan 10.000 mil atau setara 16.000 kilometer per jam. Kecepatan tersebut membuat rudal ini sukar dideteksi oleh Iron Dome Israel.
Rudal Fattah milik Iran ini juga dilengkapi sistem yang sangat canggih. Menurut pengamat Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), Fabian Hintz, rudal Fattah punya hulu ledak yang kuat.
Lebih lanjut, rudal ini juga punya sistem deteksi dini dan kemampuan manuver yang cepat. Kemampuan ini membuat rudal Fattah dapat melakukan deteksi dini dan melakukan manuver dengan cepat untuk menghindari sistem pertahanan Iron Dome yang dimiliki Israel.
Selain itu, rudal Fattah juga bisa melakukan serangan jarak jauh. Sebab, dilansir News 24, rudal ini bisa menjangkau target dengan jarak hingga 1.400 kilometer.
Rudal terbaru Iran
Rudal hipersonik Fattah merupakan salah satu jenis rudal terbaru yang dimiliki Iran saat ini. Iran mengeklaim bahwa mereka baru pertama kali menggunakan rudal tersebut saat menyerang Israel pada Selasa (1/10).
Iran mengatakan bahwa mereka baru mendapatkan rudal hipersonik Fattah-1 pada Juni 2023. Sementara itu, mereka baru mendapatkan Fattah-2 5 bulan setelahnya, yakni pada November 2023.
Namun, para pengamat Timur Tengah mengaku ragu bahwa serangan Iran ke Israel pada Selasa lalu menjadi momen pertama Iran menggunakan rudal hipersoniknya.
Lebih lanjut, mantan teknisi senior angkatan darat Amerika Serikat, Trevor Ball, mengatakan penggunaan rudal hipersonik ini kemungkinan bakal membuat Israel mudah membaca taktik serangan dari Iran. Ia menilai seiring berjalannya waktu, Negeri Zionis itu akan mudah mendeteksi serangan rudal hipersonik dari Iran.
“Ada juga kemungkinan ia bisa gagal berfungsi sehingga Israel mendapatkan gambaran yang lebih besar tentang kemampuannya. Mereka mendapatkan propaganda gratis dan tidak mengambil risiko apa pun dengan mengatakan bahwa ia telah digunakan,” kata Ball dilansir CNN.
(gas/bac)