TEMPO.CO, Jakarta – Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) memberikan Lifetime Achievement Award kepada sastrawan Goenawan Mohamad pada pembukaan festival di Puri Agung Ubud, Ubud, Bali pada Rabu, 23 Oktober 2024. GM, begitu dia biasa disapa, dinilai “telah memberikan kontribusi mendalam bagi sastra dan jurnalisme Indonesia, memperjuangkan kebebasan berekspresi dan wacana intelektual melalui karya-karyanya,” demikian pernyataan UWRF yang diterima Tempo pada Kamis, 24 Oktober 2024.
“Saya sangat bersyukur menerima Lifetime Achievement Awad dari Ubud Writers & Readers Festival. Terima kasih banyak untuk pengakuan ini,” kata Goenawan dalam siaran pers UWRF. Dia menyampaikan hal itu sesaat sebelum Janet DeNeefe, pendiri dan Direktur UWRF, memberikan penghargaan itu kepadanya.
Goenawan menerima penghargaan itu di usia 83 tahun. Dia penerima kedelapan penghargaan yang diberikan sejak 2017 tersebut. Sebelumnya UWRF memberikan penghargaan serupa kepada NH. Dini, Sapardi Djoko Damono, I Made Taro, Toeti Heraty, Budi Darma, Putu Oka Sukanta, dan Putu Wijaya.
Goenawan dikenal sebagai pendiri dan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo. Dia dulu rutin menulis di rubrik Catatan Pinggir di majalah tersebut. Dia juga kerap menyampaikan komentar dan kritik terhadap situasi sosial-politik melalui kolom tersebut.
Menurut UWRF, “penghargaan ini menjadi sebuah penghormatan terhadap dedikasinya terhadap kebenaran, kreativitas, dan ide-ide yang terus menginspirasi generasi demi generasi”. Penghargaan ini juga menambah deretan penghargaan yang telah Goenawan terima sepanjang karirnya, termasuk CPJ International Press Freedom Awards, World Press Review International Editor of the Year Award, dan Dan David Prize.
Iklan
Ubud Writers & Readers Festival 2024 akan berlangsung selama 23-27 Oktober 2024 dan akan menghadirkan lebih dari 250 pembicara dari berbagai negara. Kegiatan ini didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Dana Abadi Kebudayaan.
Goenawan juga akan mengisi beberapa program di UWRF. Untuk pertama kalinya, Den Kisot, adaptasi Goenawan terhadap novel Don Quixote de la Mancha karya Miguel de Cervantes, akan dipentaskan di halaman Museum Puri Lukisan. Pertunjukan ini disutradarai oleh musisi gamelan kontemporer Endo Suanda dan akan menghidupkan karakter-karakter seperti Don Quixote, Dulcinea, dan Sancho Panza melalui gaya visual wayang golek yang unik sambil tetap bersetia pada inti cerita karya Cervantes. Dengan menggabungkan pertunjukan boneka tradisional dengan musik, tari, dan humor kontemporer, Den Kisot menggantikan orkestra gamelan biasa dengan skor modern, yang menciptakan pertunjukan yang inovatif.
Goenawan juga meluncurkan karya terbarunya, Don Quixote, kumpulan puisi yang terinspirasi oleh karakter utama novel klasik yang sama. Buku ini disajikan dalam bahasa Indonesia dan Inggris dan menawarkan kepada pembaca sebuah refleksi artistik tentang pengaruh abadi Don Quixote terhadap sastra dan budaya.
Pilihan Editor: