BINTANG Bridgerton, Jonathan Bailey mengungkap kisah yang begitu personal tentang sosok guru yang membentuknya menjadi seperti sekarang, namun juga meninggalkan luka tak terlupakan. Dilansir dari People, Jonathan Bailey mengenang sosok Dr. David Brunton, guru yang sangat berpengaruh semasa ia menempuh pendidikan di Magdalen College School, Oxford, Inggris.
Dalam wawancara untuk edisi musim dingin 2025 itu, Bailey yang kini berusia 37 tahun diminta berbicara tentang figur laki-laki yang menjadi panutannya di masa muda. Tanpa ragu, ia menyebut nama Brunton. “Dia melihatku apa adanya,” ujar bintang film Wicked ini.
Bailey menggambarkan gurunya sebagai sosok yang luar biasa dan sangat menginspirasi yang membuatnya merasa diterima di masa remajanya yang saat itu masih dalam masa pencarian jati diri. Salah satu kenangan yang paling melekat baginya adalah ketika Brunton mendukungnya menulis disertasi tentang representasi homoseksualitas dalam film Brokeback Mountain (2005). “Dia memberi ruang untuk berpikir bebas dan berani menyuarakan hal-hal penting,” kata Bailey.
Kepergian Tragis yang Membekas Jonathan Bailey
Namun di balik kenangan yang hangat itu, tersimpan kisah yang menyakitkan. Dilansir dari People, Bailey mengungkapkan bahwa Brunton meninggal karena bunuh diri ketika ia sedang menjalani tahun jeda sebelum kuliah. “Alasan aku banyak bercerita tentangnya adalah karena dia meninggal secara tragis saat aku sedang di masa gap year,” ujar Bailey yang baru saja dinobatkan People sebagai pria terseksi di dunia ini.
Ia mengaku kabar itu membuatnya sangat terpuruk sekaligus bingung. “Itu sangat menyedihkan dan membingungkan. Dia punya peran besar dalam hidupku, dan aku beruntung pernah diajar olehnya. Aku harus memahami bahwa ternyata dia sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya,” ujarnya. “Itu masa yang sangat membekas dan menyakitkan.”
Dilansir dari Geo TV, Brunton meninggal pada Maret 2007. Saat itu, kepala sekolah Magdalen College School, Andrew Halls, menyebutnya sebagai “guru yang inspiratif dan wali asrama dengan kepedulian serta wawasan luar biasa.”
Kenangan yang Tak Pernah Pudar
Meski sudah hampir dua dekade berlalu, Bailey mengaku masih sering memikirkan sosok gurunya itu. “Aku masih sering memikirkannya,” katanya.
Bailey mengenang bagaimana mereka dulu mempelajari Othello di kelas. Brunton kerap memintanya membaca naskah bersama, sebuah momen yang sangat berarti baginya yang ternyata menuntunnya hingga ke masa depan. “Beberapa tahun kemudian, aku benar-benar memainkan Othello di National Theatre, peran yang jadi titik balik dalam karierku. Dalam kesedihan dan kebingunganku, aku merasa ada hubungan antara dua hal itu,” ujarnya.
Sosok Brunton bagi Bailey tak hanya sekadar guru, tapi juga simbol dari kebaikan, penerimaan, dan keberanian untuk menjadi diri sendiri. Ini adalah nilai-nilai yang terus ia bawa dalam hidup dan kariernya hingga kini.
Jangan remehkan kesehatan mental, jika mengalami gejala yang sudah mengganggu rutinitas harian dan menyakiti diri atau orang sekitar, segera hubungi bantuan kesehatan melalui:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293
https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id

