Wednesday, October 9, 2024
HomeBatamStok Gas Elpiji 3 Kg Aman Setelah Minggu Lalu Langka Karena Keterlambatan...

Stok Gas Elpiji 3 Kg Aman Setelah Minggu Lalu Langka Karena Keterlambatan Pengiriman

BATAMUPDATE.COM, BATAM Kelangkaan gas subsidi atau LPG 3 kilogram sepekan lalu yang sempat diresahkan masyarakat diakui Pertamina terjadi karena adanya keterlambatan pengiriman.

Pengiriman gas LPG bersubsidi 3 kg dari Tanjung Uban ke Batam sempat mengalami keterlambatan di tanggal 14 dan 18 September 2023 hal tersebut diungkapkan oleh Gilang Syam, Sales Manager Pertamina Kepulauan Riau (Kepri) .

“Lebih dari itu, kami sudah berkomunikasi dengan pihak distributor dan pihak terkait bahwa kami minta prioritas untuk pengiriman dan antrean kapal kami di Uban,” jelas Gilang di Batam, pada Senin (2/10/2023).

Untuk saat ini, Gilang menjelaskan, penyaluran LPG 3 kg sedang dalam tahap recovery untuk selanjutnya menjadi rutin seperti sebelumnya. Sebab, pihaknya ingin mengantisipasi adanya panic buying buntut isu kelangkaan gas subsidi ini.

“Kami telah memberikan penyaluran ekstra di beberapa hari, ditambah dengan penyaluran saat hari libur Kamis dan Minggu kemarin, masing-masing 142 metrik ton. Harapannya kondisi recovery lebih cepat dan lebih baik,” jelas Gilang.

Ia menegaskan, bahwa tidak ada kekosongan stok di gudang Pertamina, terkait gas LPG 3 kg. Stok masih tersedia dan mencukupi untuk penyaluran harian sebesar 142 metrik ton atau jika dikonfersikan kurang lebih 49.000 tabung.

BACA JUGA:   Ahok Turun Gunung, Ganjar Optimistis Menangkan Suara di Jakarta

Selain untuk keperluan rumah tangga, kebutuhan gas untuk industri juga mengalami peningkatan. Pertamina mengungkapkan, kebutuhannya kini mencapai 30 metrik ton, naik 6,5 persen. Namun kondisi kebutuhan ini masih bisa ditutupi karena di gudang Pertamina stoknya masih ada 50 metrik ton.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau, mengatakan pihaknya juga terus melakukan pengawasan terkait penggunaan gas LPG 3 kg. Oleh karena gas ini merupakan kategori gas bersubsidi, ia berharap penggunaannya benar-benar tepat sasaran untuk rumah tangga yang membutuhkan saja.

“Tempat usaha seperti restoran, kafe atau laundry yang besar tidak boleh pakai gas bersubsidi. Itu kami awasi terus dua kali dalam satu triwulan,” tambah Gustian. (Red)

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER